Kasus Covid Kembali Meningkat, Pabrik di Asia Kekurangan Pasokan, Ekonomi Global Pun Terganggu

- 1 September 2021, 12:18 WIB
Ilustrasi Pabrik Asia terdampak covid-19
Ilustrasi Pabrik Asia terdampak covid-19 /Life of Pix/Pexels

ZONABANTEN.com – Kasus covid yang kembali meningkat, mengakibatkan berbagai pabrik di Asia mengalami gangguan kekurangan pasokan.

Akibat dari kasus covid yang melonjak, selain kekurangan pasokan. Pabrik-pabrik di Asia pun kehilangan momentum untuk memperbaiki taraf ekonominya.

Pabrik di Asia yang kekurangan pasokan juga dikhawatirkan akan mengalami kegoyahan manufaktur. Akibat dari lonjakan kasus covid dengan varian yang lebih beragam.

Kekhawatiran ini mengarah pada pola konsumsi yang semakin merosot. Sedangkan, potensi terburuknya kembali mengalami kesengsaraan ekonomi.

Baca Juga: Tidak Kunjung Dapat Sertifikat Vaksin COVID-19 atau Ada Kesalahan Data, Simak 3 Cara Ini Untuk Mengatasinya

Di berbagai negara seperti di Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan, aktivitas manufaktur pada bulan Agustus bergerak lebih lambat.

Kurangnya pasokan mengakibatkan beberapa pabrik terpaksa harus tutup dan tidak beroperasi. Penutupan pabrik tentunya menggangu sektor produksi.

Kasus di atas merupakan sebagian contoh, dari banyaknya dampak yang diakibatkan oleh pandemi berkepanjangan.

Kondisi tersebut juga terjadi pada aktivitas pabrik di China. Hampir satu tahun setengah menggeluti masalah untuk penanganan covid, pabrik-pabrik pun turut terdampak.

Harga bahan baku produksi yang tergolong mahal dan kemacetan pasokan, semakin membebani output.

Baca Juga: KUMPULAN HARI INI: Kasus Covid-19 DKI Jakarta Kembali Menanjak, hingga India Menjadi Kasus Covid Tertinggi

Hasilnya pun jauh dibawah ekspektasi pasar. Berdasarkan hasil perhitungan dari Purchasing Managers' Index (PMI), manufaktur Caixin turun sebesar 1,1 persen.

Dari total perhitungan manufaktur pada bulan Juli sebesar 50,3 persen. Sedangkan pada bulan Agustus turun menjadi 49,2 persen.

“Kasus covid-19 yang kembali melonjak, menjadi tantangan berat untuk menuju normalisasi ekonomi,” ucap Wang Zhe ekonom dari Caixin Insight Group.  

Ditambah hasil survei PMI pada sektor swasta di Taiwan juga mengalami penurunan. Pada Juli 2021, survei menunjukkan manufaktur sebesar 59,7 turun menjadi  58,5 persen.

Baca Juga: 8 Tips Bijak Ala Marcus Aurelius, Menjadi Baik dan Bijak dalam Hidup Bersosial

Selain Taiwan, ada pula Vietnam yang mengalami penyusutan produksi pula. Di bulan Juli sebesar 45,1 persen, menjadi 40,2 di bulan Agustus.

Berdasarkan data di atas, maka secara keseluruhan sektor produksi pada negara berkembang di Asia cenderung mengalami ketertinggalan dari ekonomi negara maju.

Hal ini disebabkan oleh melonjaknya kasus covid dengan varian Delta, juga penundaan peluncuran vaksin yang mengakibatkan produksi pabrik menurun. Seiring dengan permintaan konsumsi yang menurun pula.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah