Cobaan Baru: Usai Perawatan Covid-19, Warga India Hadapi Tagihan Biaya Yang Menggunung

- 28 Juli 2021, 07:51 WIB
ilustrasi. Cobaan Baru: Usai Perawatan Covid-19, Warga India Hadapi Tagihan Biaya Yang Menggunung
ilustrasi. Cobaan Baru: Usai Perawatan Covid-19, Warga India Hadapi Tagihan Biaya Yang Menggunung /Pixabay /Gerd Altmann

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Karena banyaknya warga India yang tidak memiliki asuransi kesehatan yang lengkap, banyak keluarga yang kesulitan membayar biaya perawatan anggotanya yang terkena Covid-19.

Ketika kasus virus corona melanda India musim semi ini, Anil Sharma mengunjungi putranya yang berusia 24 tahun, Saurav, di sebuah rumah sakit swasta di barat laut New Delhi setiap hari selama lebih dari dua bulan.

“Saya harus tetap kuat ketika saya bersamanya, tetapi segera setelah itu, saya akan hancur begitu saya meninggalkan ruangan,” ujar Sharma.

Saurav sudah pulang ke rumah sekarang, walaupun dengan tubuh yang masih lemah dan dalam pemulihan.

Namun, kegembiraan keluarga itu terusik oleh tumpukan hutang yang menumpuk saat dia sakit.

Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari ini Rabu 28 Juli 2021, Spike! Saksikan Voli Pantai Wanita di Olimpiade Tokyo 2020

Kehidupan sementara telah kembali normal di India karena kasus virus corona telah menurun.

Tetapi, jutaan orang sekarang menghadapi gunungan tagihan medis, sehingga beberapa dari mereka terpaksa berhutang karena kebanyakan orang India tidak memiliki asuransi kesehatan.

Sharma menghabiskan tabungannya untuk membayar ambulans, tes, obat-obatan, dan tempat tidur ICU. Kemudian dia mengambil pinjaman bank untuk membayar sisanya.

Ketika biaya meningkat, ia meminjam dari teman dan kerabat. 

Kemudian dia beralih ke orang asing, memohon bantuan online di Ketto, situs web crowdfunding India.

“Dia berjuang untuk hidupnya dan kami berjuang untuk memberinya kesempatan untuk bertahan hidup,” ujar Sharma seperti ZONABANTEN.com kutipdari Al Jazeera.

“Saya dulunya adalah seorang ayah yang dibanggakan, dan sekarang saya telah menjadi seorang pengemis.” ujar Sharma menjelaskan perasaannya.

Baca Juga: Kasus Meninggal Covid-19 Semakin Meningkat, Berikut Data Sebarannya (Update 27 Juli 2021)

Pandemi telah menghancurkan ekonomi India, membawa bencana keuangan bagi jutaan orang karena sistem perawatan kesehatannya yang kekurangan dana dan terfragmentasi secara kronis. 

Para ahli mengatakan biaya seperti itu pasti akan menghambat pemulihan ekonomi.

“Apa yang kita miliki adalah selimut tambal sulam dari asuransi publik yang tidak lengkap dan sistem kesehatan masyarakat yang buruk.” ujar Vivek Dehejia, seorang ekonom yang telah mempelajari kebijakan publik di India.

“Pandemi telah menunjukkan betapa rusak (creaky) dan tidak berkelanjutannya kedua hal ini,” ujar Dehejia menegaskan.

Bahkan sebelum pandemi, akses layanan kesehatan di India masih menjadi masalah.

Orang India membayar sekitar 63 persen dari biaya pengobatan mereka sendiri. Itu tipikal banyak negara dengan layanan pemerintah yang tidak memadai.

Baca Juga: Breaking News: Mendagri Tegaskan Tangsel Jadi 'Proyek Percontohan' Dalam Penanganan Covid-19

Data tentang biaya medis pribadi global dari pandemi sulit didapat, tetapi di India dan banyak negara lain, perawatan untuk Covid-19 adalah beban tambahan yang sangat besar pada saat ratusan juta pekerjaan telah hilang.

Di India, banyak pekerjaan kembali ketika kota-kota dibuka setelah lockdown yang parah pada Maret 2020, tetapi para ekonom khawatir tentang hilangnya sekitar 12 juta posisi yang digaji.

Pekerjaan Sharma sebagai pegawai pemasaran profesional adalah salah satunya. Ketika dia meminta teman putranya untuk membuat kampanye di Ketto untuk mengumpulkan dana, Sharma sudah tidak menerima gaji dalam 18 bulan.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x