Unjuk Rasa Anti Kudeta Militer Pecah DI Penjara Myanmar, Ajakan Revolusi Bergema

- 24 Juli 2021, 10:42 WIB
ilustrasi Bendera Myanmar.
ilustrasi Bendera Myanmar. /Pixabay.com/David Peterson

Kelompok aktivis yang berbasis di Thailand, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan protes dimulai di blok penahanan perempuan dan mendapat dukungan dari sipir penjara.

"Protes dilaporkan dimulai karena narapidana tidak diberikan perawatan medis, dan staf penjara juga tidak diberi perlindungan dari COVID-19," kata pernyataan AAPP

AAPP mengatakan militer telah memasuki kompleks penjara sebelumnya pada hari Jumat dan menyita senjata aparat penjara. Sementara itu para diplomat internasional menyerukan dibukanya diplomasi.

Baca Juga: Atasi Islamofobia, Dewan Nasional Muslim Kanada Rilis 61 Rekomendasi Kebijakan

"Kami mendesak pihak berwenang terkait untuk menyelesaikan situasi secara damai dan menghormati hak dasar atas perawatan kesehatan yang layak bagi semua yang ditahan di dalam penjara ini dan lainnya," kata kelompok misi diplomatik termasuk Australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat, dan sembilan anggota Uni Eropa dalam sebuah pernyataan bersama yang diunggah di Facebook.

Awal bulan ini, Myanmar telah membebaskan lebih dari 2.000 tahanan dari penjara, di antaranya wartawan karena dianggap melakukan penghasutan karena ikut serta dalam unjuk rasa.

Militer Myanmar telah berjuang untuk menegakkan ketertiban dan wabah COVID-19 yang berkembang semakin menambah kekacauan.

Myanmar mencatat lebih dari 6.000 infeksi COVID-19 baru pada hari Kamis setelah melaporkan 286 kematian sehari sebelumnya, keduanya merupakan rekor tertinggi.

Petugas medis dan layanan pemakaman mengatakan jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi, karena krematorium sudah tidak dapat mengimbangi, disamping itu militer juga telah menangkap beberapa dokter yang merawat pasien COVID-19 secara mandiri.

***

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x