Varian Mutasi Baru COVID-19 Dilaporkan Muncul di Nepal dan Terdeteksi di Inggris, WHO Beri Penjelasan

- 4 Juni 2021, 16:26 WIB
Ilustrasi Varian Nepal Covid
Ilustrasi Varian Nepal Covid /TheDigitalArtist/Pixabay


ZONABANTEN.com - Varian mutasi virus corona terbaru dikabarkan telah ditemukan di Nepal.

Nepal telah terdampak parah oleh COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir ketika infeksi menyebar dari wabah besar di India.

Varian baru ini terdeteksi di Inggris dengan ditemukannya beberapa kasus aktif dan belum diketahui potensi penyebarannya.

Varian Nepal Covid – K417N – adalah mutasi dari strain yang pertama kali ditemukan di India, yang kini dinamai varian Delta.

Strain Delta B.1.617.2, juga dikenal sebagai VOC-21APR-02 pertama kali terdeteksi di India pada bulan Maret.

Baca Juga: Badan PBB untuk Palestina, UNRWA, Menarik Perwakilannya di Gaza Usai Hadapi Ancaman Karena Dinilai Bela Israel

Sejauh ini, varian itu adalah salah satu dari tiga varian virus yang terkait.

Dua mutasi lainnya, yang disebut B.1.617.1 dan B.1.617.3 tetap diklasifikasikan sebagai varian yang sedang diselidiki.

Mutasi baru itu pertama kali ditemukan di Nepal dan sudah menyebar ke Inggris.

Jeff Barrett, direktur Inisiatif Genomik COVID-19 di Wellcome Sanger Institute, Inggris, mengatakan mutasi Nepal telah terlihat di banyak negara.

“Delta + K417N ini telah terlihat di banyak negara, termasuk Inggris, Portugal, Amerika Serikat, dan India,” katanya dikutip ZONABANTEN.com dari Express.

“Varian ini juga telah diamati sekali di Nepal (yang melakukan pengurutan genom sangat sedikit) dan 14 kali di Jepang, di mana 13 sampel berasal dari karantina bandara dari para turis di Nepal,” lanjutnya.

Secara total, 91 kasus telah dicatat dalam basis data virus corona Gisaid (inisiatif pengurutan data genom global).

Barrett mengatakan mutasi juga telah diamati dalam varian lain, termasuk yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Baca Juga: Bendaharanya Jadi Tersangka Hibah, Ketua KONI Tangerang Selatan Bungkam

“Mutasi ini ada di B.1.351/Beta, dan diyakini menjadi bagian dari mengapa varian itu kurang dinetralkan dengan baik oleh vaksin. Karena kemungkinan ini, dan karena varian Delta tampak lebih menular daripada Beta, para ilmuwan memantaunya dengan cermat,” kata Barrett.

Para ahli yang bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengembangkan nama Alfabet Yunani untuk varian tersebut, yang sering dinamai berdasarkan tempat mereka ditemukan, dalam upaya melawan stigma.

Namun, pada Kamis, 3 Juni 2021, WHO mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya varian baru SARS-CoV-2 (COVID-19) yang terdeteksi di Nepal.

“Varian yang dikonfirmasi yang beredar adalah: Alpha (B.1.1.7), Delta (B.1.617.2) dan Kappa (B.1617.1). Varian utama yang saat ini beredar di Nepal adalah Delta (B.1.617.2),” kata badan kesehatan tersebut.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Daily Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x