Network
ZONABANTEN.com— Selandia Baru enggan memberi label genosida terhadap perlakuan China kepada minoritas Muslim Uighur.
Pernyataan ini kembali membuat Wellington berbeda jalur dengan sekutu Baratnya yang lebih terus terang dalam pandangannya terhadap kejadian tersebut.
Parlemen dengan suara bulat mengeluarkan mosi yang mengungkapkan keprihatinan besar atas pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Xinjiang meskipun tidak menyebutkan terjadinya genosida.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Partai Buruh yang berkuasa di bawah Jacinda Ardern, sebagai Perdana Menteri, mengharuskan setiap penyebutan genosida dihapuskan.
Baca Juga: Minta Kerjasama Jepang, AS Tegaskan Akan Berpihak Pada Taiwan untuk Masalah Demokrasinya
Brooke van Velden, selaku anggota parlemen, mengatakan, pada artikel France 24, bahwa negara sekutu seperti AS, Inggris dan Kanada telah dengan jelas menyebut apa yang sedang terjadi sebagai genosida.
Brooke pun menganggap tindakan Selandia Baru yang menolak menggunakan istilah yang sama hanya untuk menghindari mengecewakan mitra dagang terbesarnya adalah suatu tindakan yang ‘tidak bisa ditoleransi’.
"Dunia sedang melihat kita untuk mengetahui standar apa yang akan kita tetapkan, dapatkah PKC (Partai Komunis China) menganggap kita sebagai mata rantai terlemah di Aliansi Barat," ujar Brooke.
"Kita mungkin menghadapi ancaman kerugian jika kita mengutarakan pikiran kita, tetapi kita menghadapi bahaya yang jauh lebih besar jika tidak melakukannya." ujar Brooke menambahkan.
