64 Pengunjuk Rasa Terbunuh di Myanmar, Menjadi Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta

- 27 Maret 2021, 20:33 WIB
Massa Aksi protes di Myanmar saat mengangkat korban yang terkena tembakan oleh Junta Militer
Massa Aksi protes di Myanmar saat mengangkat korban yang terkena tembakan oleh Junta Militer /Twitter/@Mizzima/



ZONABANTEN.com - Puluhan ribu orang melakukan demonstrasi di beberapa bagian negara Myanmar pada hari Sabtu, 27 Maret 2021.

Namun sedikitnya ada 64 orang pengunjuk rasa termasuk anak-anak tewas tertembak pasukan keamanan Myanmar pada Sabtu berdarah ini.

Kematian pada hari Sabtu ini merupakan salah satu hari paling berdarah sejak kudeta, yang membuat jumlah warga sipil yang dilaporkan tewas menjadi hampir 400 jiwa.

Seorang anak laki-laki yang berusia lima tahun dilaporkan oleh media lokal termasuk diantara setidaknya 13 orang tewas di kota Mandalay, Myanmar.

Baca Juga: Sempat Dinyatakan Hilang, Empat Warga Suriah Ditemukan Mati Beku di Lebanon

Sementara dari portal berita Myanmar Now mengatakan sebanyak 64 orang pengunjuk rasa tewas diseluruh negeri pada pukul 02.30 malam waktu setempat.

Laporan berita dan saksi mata mengatakan, bahkan ketika pemimpin junta yang berkuasa mengatakan militer akan melindungi rakyat dan berjuang untuk demokrasi.

Sebelumnya para pengunjuk rasa telah diperingatkan bahwa mereka bisa ditembak "di kepala dan di punggung", saat para jendral negara itu merayakan Hari Raya Angkatan Bersenjata.

Sementara Dr Sasa, yang merupakan juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online, mengatakan bahwa ini adalah hari yang memalukan.

“Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata,” kata Dr. Sasa, dilansir Reuters, Sabtu 27 Maret 2021.

Baca Juga: Dianggap Sebarkan Hoaks, Fanpage Presiden Venezuela Dibekukan Facebook

Sementara Thu Ya Zaw yang merupakan salah seorang warga Myanmar seperti dilansir dari Reuters mengatakan bahwa pembantaian terjadi, tidak ada lagi rasa kemanusiaan, seperti membunuh burung atau ayam.

“Mereka membunuh kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami,” kata Thu Ya Zaw salah seorang warga Myingyan, Myanmar, di lansir Reuters Sabtu, 27 Maret 2021.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan unjuk rasa sampai junta terjatuh.

“Kami akan terus memprotes. Kami harus berjuang sampai junta jatuh,” lanjutnya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x