Muncul Laporan Kasus Pembekuan Darah Langka Usai Gunakan Vaksin AstraZeneca, Ilmuwan Selidiki Penyebabnya

- 20 Maret 2021, 13:10 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /torstensimon/Pixabay

ZONABANTEN.com – Para ilmuwan sedang meneliti beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan terkait adanya 18 laporan kasus pembekuan darah yang sangat langka di otak yang terjadi pada individu dalam beberapa hari dan pekan setelah menerima vaksin AstraZeneca.

Dilansir dari Reuters, peneliti Eropa telah mengajukan satu teori bahwa vaksin memicu antibodi yang tidak biasa dalam beberapa kasus yang jarang terjadi.

Beberapa peneliti yang lain mencoba memahami kemungkinan kasus tersebut terkait dengan pil KB.

Tetapi banyak ilmuwan mengatakan tidak ada bukti pasti dan tidak jelas apakah atau mengapa vaksin AstraZeneca akan menyebabkan masalah yang tak ditimbulkan oleh vaksin lain.

Baca Juga: Pemerintah China Batasi Penggunaan Mobil Tesla di Lingkungan Militer, Curigai Bisa Ganggu Keamanan Negara

Sebagian besar pembekuan darah langka telah terlihat pada wanita dan sebagian besar kasus telah dilaporkan di Eropa. Dua kasus telah dilaporkan di India.

Badan Obat Eropa mengatakan tinjauan awal menunjukkan vaksin tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan.

Namun tidak menutup kemungkinan adanya hubungan dengan kasus langka penggumpalan darah di pembuluh yang mengalirkan darah dari otak atau dikenal sebagai cerebral venous sinus thrombosis (CVST).

Para peneliti di Jerman dan Norwegia, tempat beberapa kasus telah dilaporkan, pekan ini berhipotesis bahwa vaksin tersebut dapat memicu respons kekebalan yakni tubuh memproduksi antibodi yang dapat mengakibatkan penggumpalan darah.

Profesor Paal Andre Holme dari Rumah Sakit Universitas Oslo di Norwegia, yang merawat tiga petugas kesehatan dengan pembekuan darah parah setelah mereka menerima vaksin AstraZeneca, mengatakan bahwa pihaknya telah membuat penemuan yang dapat menjelaskan perkembangan klinis pasien tersebut.

Baca Juga: Instagram, WhatsApp, dan Facebook Messenger Alami Down Bersamaan, Ternyata Ini Sebabnya

Holme memperingatkan bahwa temuan itu masih awal.

Dia tidak merilis data apa pun yang mendukung hipotesisnya.

Sebuah tim peneliti Jerman di Klinik Universitas Greifswald pada hari Jumat, 19 Maret 2021 mengatakan mereka sampai pada kesimpulan yang sama.

Peneliti EMA mengatakan mereka sedang melakukan beberapa penyelidikan untuk menentukan apakah pembekuan darah yang langka mungkin terkait dengan vaksin, atau terjadi secara kebetulan.

Mereka mencatat bahwa banyak kejadian terjadi pada wanita yang lebih muda.

CVST, meskipun jarang, telah dikaitkan dengan kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral.

Baca Juga: Bikin Kesepakatan Damai, Negara-negara Ini Akan Pulihkan Hubungan Diplomatik Dengan Israel

EMA juga bermaksud untuk menyelidiki apakah mereka yang mengalami kondisi tersebut telah terinfeksi sebelumnya atau pada saat vaksin COVID-19, yang dapat menyebabkan pembekuan darah.

Beberapa ahli vaksin AS tetap berhati-hati tentang hipotesis antibodi dan mengatakan tingkat publisitas yang tinggi dari kejadian tersebut dapat menyebabkan lebih banyak dokter melaporkan kondisi tersebut daripada biasanya, yang akan membuatnya tampak bahwa kejadian tersebut terkait dengan vaksin.

Vaksin AstraZeneca telah menerima otorisasi penggunaan darurat di 70 negara, tetapi belum disetujui di Amerika Serikat.

Para ahli AS juga mempertanyakan mengapa kejadian seperti itu hanya akan terjadi pada penggunaan vaksin AstraZeneca dan bukan vaksin oleh Pfizer Inc dan BioNTech SE, Moderna Inc, Johnson & Johnson dan vaksin Sputnik V Rusia.

Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar, 20 Maret 2021: Rupiah Hari Ini Ganteng Maksimal

Padahal semua vaksin tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan antibodi yang ditujukan di bagian "lonjakan" dari virus korona yang digunakannya untuk memasuki sel.

Seperti vaksin J&J dan Sputnik, AstraZeneca menggunakan virus flu tidak bereplikasi yang dikenal sebagai adenovirus untuk mengirimkan lonjakan protein ke dalam sel dan menghasilkan respons imun.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x