Waduh! Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman Terlibat Pembunuhan Kejam Jurnalis Washington Post

- 27 Februari 2021, 08:25 WIB
Harian The Washington Post memberitakan kecelakaan pesawat di Sungai Potomac.
Harian The Washington Post memberitakan kecelakaan pesawat di Sungai Potomac. /The Washington Post/Facebook U.S. COAST GUARD Newsfeed unofficial

ZONA BANTEN - Badan Intelijen AS telah menyimpulkan dalam laporan baru dideklasifikasi bahwa putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, menyetujui pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018, tetapi Washington berhenti menargetkan calon raja Saudi dengan sanksi keuangan atau lainnya.

Dilansir dari The Guardian, laporan empat halaman yang dirilis pada hari Jumat mengkonfirmasi pandangan yang telah lama dicurigai bahwa calon raja berusia 35 tahun itu memiliki andil pribadi dalam pembunuhan kejam salah satu pengkritiknya yang paling menonjol.

Ia adalah seorang kolumnis dan mantan orang dalam Saudi yang tinggal di pengasingan, di AS dan menggunakan platformnya untuk mengecam tindakan keras pangeran terhadap perbedaan pendapat.

Pembebasan penilaian tersebut disertai dengan tindakan lebih lanjut dari pemerintahan Biden, termasuk pengungkapan "kebijakan Khashoggi" baru yang ditetapkan untuk menjatuhkan sanksi visa pada individu yang, bertindak atas nama pemerintah asing, terlibat dalam kegiatan "kontra-pembangkang" , termasuk pelecehan, pengawasan, dan ancaman terhadap jurnalis, aktivis, dan pembangkang.

Baca Juga: Tiga Asteroid Dekati Bumi, NASA Sebut Berpotensi Berbahaya! 

AS juga mengeluarkan sanksi baru terhadap Ahmad Hassan Mohammed al Asiri, mantan wakil kepala Arab Saudi General Intelligence Presidency, yang katanya adalah “ditugaskan” untuk membunuh Khashoggi dan merupakan pemimpin operasi, serta beberapa anggota regu pembunuh yang membunuh jurnalis.

Ditanya, apakah Joe Biden memiliki kekhawatiran tentang posisi Pangeran Mohammed dalam suksesi Saudi, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan bahwa Arab Saudi lah yang "menentukan jalan ke depan dalam kepemimpinan masa depan mereka".

"Saya akan mengatakan bahwa presiden sudah jelas, dan kami telah jelas dengan tindakan kami bahwa kami akan mengkalibrasi ulang hubungan tersebut," kata Psaki.

Avril Haines, direktur intelijen nasional, mengatakan kepada NPR bahwa laporan tersebut dapat memperumit hubungan di masa depan. “Saya yakin itu tidak akan membuat segalanya lebih mudah,” katanya.

Baca Juga: Jangan Terlalu Lama Memasak Telur, Bisa Mengurangi Manfaat Telur yang Matang 

Halaman:

Editor: Yuliansyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x