Kloning Sukses, Ilmuwan AS Selamatkan Spesies yang Terancam Punah

- 25 Februari 2021, 14:24 WIB
 Elizabeth Ann, musang berkaki hitam hasil kloning pertama dan spesies langka AS yang pertama kali dikloning.*
Elizabeth Ann, musang berkaki hitam hasil kloning pertama dan spesies langka AS yang pertama kali dikloning.* /AP News

ZONA BANTEN - Para ilmuwan AS melakukan sukses kloning spesies yang terancam punah di Amerika Serikat.

Adalah seekor musang kaki hitam dari gen hewan yang punah 30 tahun lalu untuk pertama kalinya hidup kembali.

Sang musang kaki hitam kloning dari hewan yang punah 30 tahun lalu bernama Elizabeth Ann, lahir pada 10 Desember.

Hasil kloning yang berhasil itu, baru diumumkan ilmuwan AS pada Kamis 18 Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Pelaksanaan Vaksinasi Tahap Kedua untuk Awak Media, Kemenkominfo: Sesuai dengan Pesan Presiden 

Hewan muda kloning tersebut merupakan salinan genetik dari seekor musang kaki hitam bernama Willa yang punah 30 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1988.

Jenazah Willa dibekukan pada masa-masa awal teknologi DNA oleh ilmuwan AS.

Elizabeth Ann menandai kloning musang berkaki hitam pertama dan spesies terancam punah AS yang pertama kali dikloning.

Baca Juga: Gubernur BI: Bitcoin Bukan Alat Pembayaran Sah di Indonesia 

Dalam detailnya, Elizabeth Ann adalah spesies musang, yang memiliki ciri khas tanda mata gelap menyerupai topeng perampok, bersifat karismatik dan nokturnal dan secara eksklusif memberi makan anjing padang rumput.

"Dia memegang miliknya sendiri," kata koordinator pemulihan musang kaki hitam Dinas Perikanan dan Margasatwa AS, Pete Gober, Kamis.

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di pangandaran.com dengan judul, Musang Kaki Hitam yang Punah 30 Tahun Lalu Kembali Hidup, Ilmuwan AS Manfaatkan Kloning untuk Konservasi

Baca Juga: Setelah Sukses dengan Smartphonenya, Benarkah Xiaomi akan Produksi Mobil? 

Elizabeth Ann lahir dan dibesarkan di fasilitas penangkaran musang kaki hitam Layanan Ikan dan Margasatwa di Fort Collins, Colorado.

Spesies ini sebelumnya dianggap punah hingga tahun 1981, sehingga para ilmuwan mengumpulkan populasi yang tersisa untuk program penangkaran yang telah melepaskan ribuan musang sejak tahun 1990-an

Hanya saja, kurangnya keragaman genetik mencegah risiko yang sedang berlangsung, dan Elizabeth Ann serta klon Willa di masa depan akan membentuk garis baru musang berkaki hitam untuk studi guna membantu konservasi.

Baca Juga: Penambang Emas Ilegal di Parigi Moutong yang Tertimbun Longsor Mulai Dievakuasi 

Elizabeth Ann merupakan hasil kloning dari jaringan Willa yang disimpan di "kebun binatang beku" yang dikelola oleh San Diego Zoo Global.

Karena khawatir punah lagi, saat ini tidak ada rencana untuk melepaskan musang muda atau klon Willa masa depan ke alam liar.

Perusahaan kloning yang berbasis di Texas, Viagen, melakukan kloning Willa melalui koordinasi oleh Revive & Restore, sebuah organisasi konservasi satwa liar yang berfokus pada bioteknologi.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 25 Februari 2021, Al Terkejut! Hasil Tes DNA Ternyata Reyna Anak Nino 

Sedangkan Ben Novak, ilmuwan utama dari lembaga nirlaba konservasi yang berfokus pada bioteknologi yang mengoordinasikan kloning musang, mengatakan bahwa teknik semacam itu benar-benar dapat membuat "perbedaan".

“Bioteknologi dan data genom benar-benar dapat membuat perbedaan di lapangan dengan upaya konservasi,” ungkap Novak.

Lembaga nirlaba di Sausalito, California, mempromosikan penelitian genetika ke dalam bentuk kehidupan yang terancam mulai dari bintang laut hingga jaguar.

Baca Juga: Mengejutkan! Hanya dari Kaki, Kondisi Kesehatan Anda Bisa Terungkap 

Di sisi lain, alah satu pendiri dan direktur eksekutif Revive & Restore Ryan Phelan mengatakan bahwa perusahaan tersebut bertanya manfaat dari kemajuan sains untuk konservasi.

Pada akhirnya, kloning dapat mengembalikan spesies yang punah, termasuk mencoba mengembalikan mammoth berbulu, makhluk yang punah selama ribuan tahun.

“Dengan teknik kloning ini, pada dasarnya Anda dapat membekukan waktu dan meregenerasi sel-sel itu,” kata Gober.

Baca Juga: Gempar! Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak-anak Terjadi di Tempat Penampungan di Timor Leste 

“Kami jauh dari itu sekarang sejauh mengutak-atik genom untuk memberikan resistensi genetik, tapi itu kemungkinan di masa depan,” pungkasnya.*** (Khairunnisa Fauzatul A/PR Pangandaran)

Editor: Yuliansyah

Sumber: PR Pangandaran


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x