Terlibat Skandal Vaksin Virus corona, Menlu Peru Mengundurkan Diri

- 15 Februari 2021, 11:50 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19: Warga Tolak Vaksinasi Covid-19 dapat Sanksi Denda, Ini Nominal yang Harus Dibayar.
Ilustrasi vaksin Covid-19: Warga Tolak Vaksinasi Covid-19 dapat Sanksi Denda, Ini Nominal yang Harus Dibayar. /ANTARA/Nova Wahyudi



ZONA BANTEN - Setelah mengakui dirinya menerima suntikan dosis vaksin COVID-19, Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete mengundurkan diri pada Minggu malam,14 Februari 2021.

Elizabeth Astete, saat itu mengatakan bahwa dia mengundurkan diri setelah menerima suntikan dosis vaksin COVID-19 dari Sinopharm China, di luar uji klinis dan sebelum program imunisasi nasional dimulai.

Bahkan sehari sebelumnya, Presiden Francisco Sagasti juga mengatakan dia menerima pengunduran diri Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti.

Hal tersebut juga berkaitan karena skandal mantan Presiden Martin Vizcarra yang juga menerima suntikan vaksin lebih dulu dari program nasional.

Baca Juga: Pertamina Serahkan Bantuan Alat Kesehatan di Cilegon Untuk Mendukung Pencegahan COVID-19

Vizcarra, yang digulingkan oleh Kongres Peru pada November karena tuduhan korupsi, mengatakan dia tidak memotong antrean untuk mendapatkan vaksin.

Menurut keterangan Vizcarra, dia mendapatkan suntikan vaksin sebagai bagian dari kegiatan uji coba. Namun, media lokal mempertanyakan penjelasan Vizcarra itu.

Menteri Astete, yang telah memegang jabatan menteri luar negeri Peru sejak November, mengatakan dia disuntik vaksin pada 22 Januari setelah menerima tawaran dari universitas Peru.

Saat itu, Cayetano Heredia yang bertanggung jawab atas uji coba, untuk mendapat suntikan vaksin buatan Sinopharm Group Co Ltd yang berasal dari "sisa-sisa" kegiatan uji coba.

"Saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak menerima dosis kedua. Untuk alasan yang disebutkan itu, saya telah menyerahkan surat pengunduran diri saya kepada Presiden," kata Astete melalui Twitter.

Baca Juga: Doa Bersama Masyarakat Suku Baduy Untuk Pandemi COVID-19

Pemerintah Peru pada awal Januari mengumumkan sebuah kesepakatan dengan Sinopharm untuk membeli hingga 38 juta dosis vaksin COVID-19.

Untuk pendistribusiannya kemasan pertama dari 300.000 vaksin tiba seminggu yang lalu dan program imunisasi terhadap COVID-19 di negara itu dimulai pada hari Selasa.

Pemberian vaksin adalah dengan penerapan awal kepada petugas kesehatan yang paling rentan terpapar penyakit infeksi virus corona tersebut.

Sementara itu Presiden Francisco Sagasti adalah salah satu orang pertama di Peru yang menerima vaksin Sinopharm sebagai bagian dari kampanye program vaksinasi di negara itu.

Berdasarkan informasi sebelumnya dari data resmi pemerintah Peru, sekitar 43.491 orang di Peru telah meninggal karena COVID-19.

Baca Juga: Inggris Mencapai target 15 Juta Vaksin, Prioritas berusia di atas 65 tahun

Negara Peru tengah menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona baru, dengan rumah-rumah sakit yang kewalahan dan kekurangan peralatan medis.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x