Kim Jong Un Berencana Memperkuat Senjata Nuklir Korut, Langkah Tanggapi Pergantian Presiden AS

- 13 Januari 2021, 10:27 WIB
Gedung di Pyongyang, Korea Utara
Gedung di Pyongyang, Korea Utara /gfs_mizuta/Pixabay


ZONABANTEN.com - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un dalam pidato penutupannya pada pertemuan partai yang berkuasa, berjanji untuk memperkuat persenjataan nuklir negaranya, beberapa hari sebelum Joe Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Korea Times, menurut para analis, Kim ingin menarik perhatian pemerintahan Biden yang akan datang, yakni dengan mengisolasi Korut lebih dari sebelumnya setelah menutup perbatasan untuk melindungi diri dari pandemi virus corona.

Pertemuan puncak nuklir antara Kim dan Presiden AS, Donald Trump yang seharusnya keluar di Hanoi pada Februari 2019 gagal karena pencabutan sanksi.

Kim menegaskan bahwa negaranya perlu melakukan segala cara untuk membangun militer yang paling kuat, salah satunya dengan memperkuat persenjataan perang nuklir Korea Utara.

Baca Juga: Denny Siregar Sebut Baju Nussa Model Gurun Pasir, Netizen: Kasian Kalau Diganti Baju Partai

Sebelumnya dalam kongres delapan hari, Kim menyebut AS sebagai hambatan fundamental bagi perkembangan revolusi Korut dan musuh yang paling utama.

Ia mengatakan, Korut telah menyelesaikan rencana untuk kapal selam bertenaga nuklir, yang akan menjadi pengubah permainan strategis serta menawarkan daftar belanja tujuan senjata, termasuk hulu ledak peluncur hipersonik, satelit pengintai militer, dan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat.

Program senjata Korea Utara telah mencetak kemajuan pesat di bawah kepemimpinan Kim, termasuk sejauh ini ledakan nuklir terkuatnya dan misil yang mampu menjangkau seluruh benua Amerika Serikat, dengan biaya sanksi internasional yang semakin ketat.

Pada parade militer bulan Oktober 2020, Kim memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru yang sangat besar yang diklaim oleh para analis sebagai rudal jalan raya berbahan bakar cair terbesar di dunia.

Baca Juga: Politisi PDIP Tolak Suntik Vaksin Covid-19, Ribka Tjiptaning: Kalo Maksa Pelanggaran HAM!

Kim dan Trump memiliki hubungan yang kacau, pertama mereka terlibat dalam saling menghina dan ancaman perang, sebelum hubungan diplomatik luar biasa yang menampilkan pertemuan puncak keduanya yang menarik perhatian.

Pergantian kepemimpinan di Washington menghadirkan tantangan bagi Pyongyang.

Biden menandai Kim sebagai "preman" selama debat presiden, sementara Korea Utara sebelumnya menyebut Biden sebagai "anjing gila" yang "harus dipukul sampai mati dengan tongkat".***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x