AS Cabut Kebijakan Pembatasan Kunjungan ke Taiwan, China Marah Besar

- 12 Januari 2021, 15:11 WIB
Sekretaris Pompeo
Sekretaris Pompeo /Twitter @SecPompeo


ZONABANTEN.com - China telah mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) setelah Menteri Luar Negeri AS mencabut kebijakan hampir empat dekade atas Taiwan.

Dilansir dari Express, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengakhiri kebijakan yang membatasi kunjungan resmi pemerintah AS ke Taiwan. Hal itu terjadi lebih dari seminggu sebelum Presiden AS Donald Trump akan meninggalkan Gedung Putih.

Pompeo menuduh kebijakan hampir empat dekade tersebut sebagai ‘upaya untuk menenangkan rezim Komunis di Beijing’.

“Taiwan adalah negara demokrasi yang dinamis dan mitra terpercaya Amerika Serikat, namun selama beberapa dekade, Departemen Luar Negeri telah menciptakan batasan internal yang kompleks untuk mengatur interaksi diplomat, prajurit, dan pejabat lainnya dengan rekan Taiwan mereka,” ujar Pompeo seperti dikutip ZONABANTEN.com dari artikel Express.

Baca Juga: WHO Peringatkan Vaksin Tak Bisa Ciptakan Kondisi Herd Immunity Tahun Ini, Covid-19 Masih Panjang

Pompeo juga mengatakan dalam unggahan Twitter miliknya bahwa dia mencabut semua pembatasan yang diberlakukan sendiri pada interaksi lembaga cabang eksekutif dengan rekan-rekan dari Taiwan.

Meskipun Taiwan berterima kasih kepada AS, China dengan cepat mengutuk tindakan tersebut dengan peringatan brutal.

Beijing telah mengklaim kedaulatan atas seluruh Taiwan, negara demokrasi sekitar 24 juta orang.

Kedua negara itu telah diperintah secara terpisah selama lebih dari tujuh dekade.

Pada Senin, 11 Januari 2021, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan bahwa Beijing mendesak AS untuk mematuhi prinsip satu-China.

Baca Juga: Ibu Hamil dan Balita Bisa Dapat BLT PKH Sebesar Rp3 Juta, Ini Syarat dan Cara Mendapatkannya

Beijing telah mengklaim kepemilikan Taiwan di bawah kebijakan "Satu China" yang menuntut hanya ada satu negara berdaulat dengan nama China.

Zhao mengatakan pihak Washington harus menahan diri dari kata-kata atau tindakan apa pun yang mendeklarasikan hubungan AS-Taiwan atau memperkuat hubungan militer dengan Taiwan.

"Kami menyarankan orang-orang seperti Pompeo untuk mengenali sejarah, berhenti memanipulasi masalah terkait Taiwan, berhenti melawan arus sejarah, menahan diri dari melangkah lebih jauh ke jalan yang salah dan berbahaya, jika tidak mereka akan dihukum berat oleh sejarah," ujar Zhao.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, berterima kasih kepada Pompeo karena telah mencabut pembatasan.

Dalam sebuah cuitan, Wu mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Pompeo dan bahwa Taiwan akan maju dalam beberapa bulan dan tahun-tahun mendatang untuk memastikan kebebasan Taiwan dan terus menjadi kekuatan untuk kebaikan di dunia.

Baca Juga: Ledakan Tambang Emas di China Kubur 22 Pekerja di Bawah Tanah

"Kemitraan yang lebih erat antara Taiwan dan AS secara tegas didasarkan pada nilai-nilai kita bersama, kepentingan bersama, dan kepercayaan yang tak tergoyahkan dalam kebebasan serta demokrasi,” ujar Wu.

Hal itu terjadi setelah Pompeo mengumumkan bahwa Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengunjungi Taiwan dalam sebuah tindakan yang membuat marah China.

Pompeo mengkonfirmasi bahwa Kelly Craft selaku Duta Besar AS untuk PBB akan dikirim ke Taiwan dan akan menjadi pejabat senior AS ketiga yang mengunjungi Taiwan sejak Agustus 2020.

Dalam sebuah pernyataan minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS menambahkan "Taiwan menunjukkan apa yang bisa dicapai oleh China yang merdeka."

Craft direncanakan mendarat di Taiwan pada Rabu, 13 Januari 2021, dan akan menjadi Duta Besar AS pertama untuk PBB yang mengunjungi pulau itu sejak secara resmi dikeluarkan dari PBB pada tahun 1971.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Kekerasan Seksual di Internet Meningkat Selama Pandemi

Beijing terus memblokir Taiwan untuk menjadi anggota PBB, mengklaimnya sebagai bagian dari China.

Presiden terpilih AS, Joe Biden, akan dilantik pekan depan membuat banyak ahli bertanya-tanya bagaimana dia akan menangani China selama masa jabatannya.

Sun Zhe, Direktur Pusat Hubungan AS-China di Universitas Tsinghua mengatakan kepada CBS News bahwa dia tidak yakin terhadap apa yang akan dilakukan Biden, tetapi dia telah berhati-hati dalam menangani masalah Taiwan di masa lalu.

"Biden berhati-hati, dan saya pikir dia akan lebih bijaksana," ujar Sun.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah