Kerusuhan Pecah di Capitol Hill, Amerika Serikat, Seorang Wanita Pendukung Trump Ditembak di Tempat

- 7 Januari 2021, 10:22 WIB
Ashli Babbit
Ashli Babbit /Twitter @LindsayAWatts


ZONABANTEN.com – Kerusuhan terjadi di Capitol Hill, Amerika Serikat (AS) ketika pendukung Donald Trump menyerbu gedung dan bentrok dengan polisi dalam upaya untuk menghentikan pengesahan kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden.

Dalam insiden itu, seorang wanita yang merupakan pendukun Trump ditembak hingga tewas beberapa jam kemudian.

Melansir dari Dailymail, wanita yang ditembak di dalam Capitol diidentifikasi sebagai Veteran Angkatan Udara AS dari San Diego.

Wanita itu bernama Ashli Babbit, yang ditembak di dada pada Rabu, 6 Januari 2021 sore waktu setempat.

Baca Juga: Beredar Rekaman Suara Trump Meminta Tambahan Suara di Georgia, FBI Diminta Turun Tangan

Ia ditembak setelah kericuhan pecah ketika puluhan pendukung Trump melanggar batas keamanan di Capitol.

Suami Babbit mengonfirmasi identitasnya ke outlet berita San Diego. Dia mengatakan Babbit adalah seorang veteran 14 tahun yang melayani empat tur dengan Angkatan Udara sebagai pejabat keamanan tingkat tinggi.

Sang suami mengatakan Babbit adalah pendukung setia Trump dan 'seorang patriot yang hebat bagi semua yang mengenalnya'.

Masih belum jelas siapa yang menembak Babbit saat Departemen Kepolisian Metropolitan di Washington DC melakukan penyelidikan atas kematiannya.

Garda Nasional dikerahkan untuk membantu polisi mengamankan lokasi. Ratusan pengunjuk rasa tetap berada di halaman Capitol setelah jam malam diberlakukan dan Walikota Muriel Bowser menolak untuk mengatakan apakah pelanggar akan ditangkap.

Baca Juga: BAHAYA! Gunakan HP sambil Rebahan, Bisa Sebabkan Kebutaan hingga Risiko Kanker Mata

Sebelumnya di malam hari, Presiden AS terpilih, Joe Biden menyerukan massa untuk mundur.

Trump setelah diam hampir sepanjang sore, mengunggah video yang mengatakan kepada pendukungnya di dalam Capitol bahwa dia mencintai mereka dan memahami rasa sakit mereka, tetapi Trump mendesak mereka untuk pulang.

Dia awalnya mendorong para pendukungnya untuk menuju ke Capitol setelah rapat umum sore hari sebelum meminta mereka untuk tetap damai ketika kekerasan meletus.

Capitol diamankan sebentar sebelum dikunci lagi sekitar pukul 18:45 waktu setempat karena 'ancaman keamanan internal' setelah seorang petugas dilaporkan ditemukan tidak sadarkan diri.

Siapa pun yang berada di dalam gedung di kompleks Capitol diperintahkan untuk berlindung di kantor dengan pintu terkunci (lockdown).

Baca Juga: PLN Berikan Token Listrik Gratis dan Diskon, Berikut Cara Dapatkannya

Kerusuhan terjadi sekitar pukul 3 sore, segera setelah Trump berbicara kepada ribuan pendukungnya dan mendorong mereka untuk berbaris ke Capitol.

Para pengunjuk rasa yang diatur melalui situs media sosial sayap kanan, termasuk Gab dan Parler, saling memberi tahu rute terbaik untuk menghindari polisi dalam perjalanan mereka ke Capitol.

Ketika massa mendobrak barikade polisi dan menyerbu ke Capitol, anggota parlemen yang terjebak di dalam House Chamber diberitahu untuk mengenakan masker gas saat gas air mata ditembakkan di Rotunda. Petugas di pintu depan Chamber menggunakan senjata ke pengunjuk rasa yang mencoba mendobrak pintu.

Seorang pengunjuk rasa menduduki panggung Senat dan berteriak 'Trump memenangkan pemilihan itu'. Beberapa pengunjuk rasa bahkan menduduki kantor Nancy Pelosi (Ketua DPR AS), duduk mengejek di depan meja.

Baca Juga: WHO Kecewa! China Belum Buka Akses Investigasi Asal Usul Covid-19

Setelah pengunjuk rasa mulai bentrok dengan penegak hukum, Trump menulis dalam Twitternya agar pendukungnya 'tetap damai'.

'Tolong dukung Polisi Capitol dan penegak hukum. Mereka benar-benar berpihak pada Negara kita. Tetap damai!' tulis Trump.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah