Sederet Kontroversi Trump Selama Jadi Presiden AS: Larangan Imigran Muslim hingga Sepelekan Corona

8 November 2020, 20:09 WIB
Sederet Kontroversi Trump Selama Jadi Presiden AS, Larangan Imigran Muslim hingga Sepelekan Corona /. /Instagram @realdonaldtrump

ZONABANTEN.com - Masa jabatan Trump akan berakhir, Amerika kini siap menyambut presiden terbarunya Joe Biden yang memimpin perolehan voting dengan mengantongi dukungan 273 elektor sementara Trump  214 elektor. 

Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat ke 45 itu mengaku bahwa dirinya dicurangi sehingga Joe Biden bisa menang mengalahkannya.

Kendati demikian, menangnya Joe Biden sebagai presiden ke 46 Amerika Serikat menjadikan akhir kisah kontroversional yang telah Donald Trump lakukan selama tahun-tahun dirinya menjabat.

Baca Juga: Ini Dia Top Go-To Merchant Baru ShopeePay yang Bermanfaat untuk Kamu!

Pria berusia 74 tahun ini memang kerap dikenal sebagai pemimpin yang kontroversial. Setelah Trump berhasil mengalahkan Hillary Clinton 2016 lalu.

Berikut apa saja kebijakan dan sikap kontroversial Trump yang pernah ia lakukan selama memimpin negara AS:

  1. Pembatasan Imigran masuk ke AS

Trump secara ketat membatasi kedatangan para imigran dari Meksiko, sampai-sampai membangun tembok di sepanjang perbatasan pada awal kepemimpinannya.

Tak hanya itu, Trump di awal jabatannya juga menghentikan sementara kedatangan Muslim ke, Amerika setelah adanya serangan teroris di Paris pada 2015 lalu.

Baca Juga: Gratis! Promosikan Bisnis UMKM Anda Lewat Media Nasional Sekarang, PRMN Sahabat UMKM Libas Resesi

Oktober 2019, Trump menerapkan kebijakan imigrasi baru yang menyaring populasi imigran di AS. Kebijakan tersebut menolak imigran tanpa penghasilan yang ingin masuk Negaranya atau menjadi warga tetap.

  1. Skandal Rusia

Badan intelijen AS menemukan dokumen yang diduga Trump telah bekerja sama dengan Rusia, sering kali kemenangan Trump dalam Pemilu AS dikaitkan dengan Rusia.

Sempat diselidiki oleh mantan Direktur FBI, Robert Mueller pada 2017. Mueller diangkat sebagai jaksa khusus untuk menyelidiki adanya keterlibatan Rusia dalam Pemilu tahun 2016.

Baca Juga: GRATIS dan Ngga Pake RIBET! Live Streaming MotoGP Eropa di Trans 7 Minggu 8 November 2020

Namun tak ditemukan indikasi Trump maupun tim kampanyenya berkolusi dengan Rusia meski telah berlangsung selama 2 tahun penyelidikan.

Trump dituduh berupaya menghambat penyelidikan Mueller, terungkap Trump setidaknya 10 kali telah mencoba menghentikan penyelidikan, bahkan sampai berupaya untuk memecat Mueller

  1. Potensi Dimmakzulkan DPR

Meski akhirnya Demokrat enggan menggulingkan Trump karena dianggap kurang elok menjelang Pemilu 2020, sebelumnya tudingan mengenai Trump menghambat penyelidikan skandal Rusia oleh Mueller sempat dijadikan amunisi oposisi Partai Demokrat untuk menyerang Trump, bahkan untuk memakzulkannya pada 2019.

Baca Juga: Sinopsis Underworld 3: Rise of The Lycans, Saat Manusia Hanyalah Budak, Tayang di Bioskop Trans TV

Karena suara Senat dikuasi Republik, membuat pemakzulan dirasa akan sulit. Selain tuduhan berkolusi dengan Rusia, Trump juga dituduh menerima gratifikasi dari utusan asing, dan sejak  Trump dilantik Presiden AS pemakzulan ini sudah berpotensi padanya.

  1. Perang Dagang

Trump kerap menyerang negara lain dengan kebijakan perang dagang. Contohnya seperti menaikkan bea masuk baja dari Brasil dan Argentina, hingga menaikkan 100 persen bea masuk produk pertanian Prancis.

Kasus yang sama juga terjadi pada Perang dagang AS dengan China mulai 2018 yang berdampak luas secara internasional. Trump memberlakukan bea masuk terhadap barang-barang China senilai 34 miliar dolar AS.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Eropa di Trans 7 Minggu 8 November 2020, GRATIS dan Ga RIBET

Lantas China tak tinggal diam membalasnya dengan tindakan serupa.

Skandal lainnya yang dilakukan Trump seperti berhubungan dengan kelompok neo-Nazi dan supremasi kulit putih. Hingga yang terbaru Ukraina terkait penyelidikan kasus pencucian uang anak Joe Biden, yang menjadi salah satu petinggi perusahaan energi Ukraina, Burisma Group, Hunter Biden.

  1. Perseteruan dengan Ketua DPR Nancy Pelosi

Pada awal Februari 2020 muncul lagi hal kontoversi Trump, hubungan politik Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi memanas. Perseteruan keduanya semkin ramai ke publik saat pidato kenegaraan di Senat.

Trump menolak menjabat tangan Pelosi, dan Pelosi membalasnya dengan merobek naskah pidato Trump sebanyak 4 kali.

Baca Juga: Kuota BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Dikurangi, Segera Cek! Pastikan Anda Bukan Salah Satunya

Trump terus membanggakan kepemimpinnya dalam pidatonya. Seluruh anggota Senat dan Kongres dari Republik memberi tepuk tangan Trump, Sementara anggota dewan dari Demokrat tak berkutik.

Pelosi memang Sejak awal tidak menyebut nama Trump ketika mempersilakannya membacakan pidato. Ia hanya mengatakan "Anggota Kongres, ini Presiden Amerika Serikat".

  1. Mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Pengakuan Trump membuat geger dunia karena secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017 lalu. Trump langsung memerintahkan Kemlu AS untuk segera memulai proses pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Baca Juga: Soal Lurah Saidun, BKPP Tangsel Tunggu Putusan KASN

Menurutnya, langkah pemindahan kedubes AS di Israel selama ini tidak bisa dilakukan para Presiden AS sebelumnya.

  1. Pandemi Corona 2020

Seperti yang ramai sebelumnya, Trump menuai polemik terkait penanganannya terhadap pandemi Covid 19, Trump awalnya menyepelekan bahaya penularan corona dan menyebutnya sebagai "flu kecil" yang akan cepat sembuh.

Trump juga berkali-kali menuding China bertanggung jawab atas pandemi corona usai kasus infeksi dan kematian di AS semakin melonjak. Bahkan dirinya menyebut WHO bekerja sama dan menjadi "boneka" China.

Baca Juga: Terjawab! Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Siap Ditransfer Senin, Ini Kejelasaannya

Trump mengancam akan menghentikan pendanaan ke WHO yang mencapai 450 juta dolar AS. Ia juga sempat menyarankan ilmuwan terkait penyembuhan pasien positif corona dengan suntik disinfektan.

Hingga akhirnya Trump dan ibu negara Melania menglami dampak penularan corona pada 2 Oktober. Diduga penularan terjadi karena Gedung Putih yang tidak menerapkan upaya pencegahan corona dengan maksimal, selain itu Trump juga kerap tak memakai masker saat acara kepresidenan. 

Sehingga kasus positifnya Trump kini diputar balik oleh lawannya sebagai bahan serangan Joe Biden, selama kampanye Pemilu 2020.***

 

Editor: Bondan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler