Krisis Penduduk, Angka Kelahiran Bayi di Korea Selatan Turun ke Tingkat Terendah

26 April 2023, 15:14 WIB
Angka kelahiran bayi di Korea Selatan turun hingga ke tingkat terendah. /The Korea Times

ZONABANTEN.com - Angka kelahiran yang rendah menjadi salah satu masalah utama bagi Korea Selatan saat ini.

 

Jumlah generasi muda yang menunda atau menyerah untuk memiliki bayi karena tingginya harga rumah dan ketidakpastian ekonomi semakin meningkat.

 

Lebih buruknya lagi, pada Rabu, 26 April 2023, sebuah data menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan turun ke tingkat terendah selama bulan Februari.

 

Data statistik Korea Selatan mencatat bahwa hanya 19.939 bayi yang lahir pada bulan Februari tahun ini, di mana jumlahnya turun sebesar 3,7 persen dari tahun lalu.

 

Baca Juga: Angka Kelahiran Terus Menurun, Korea Selatan Diprediksi Jadi Negara Hilang

 

Angka tersebut merupakan angka kelahiran terendah di bulan Februari sejak Badan Statistik Korea Selatan mulai mengumpulkan data bulanan pada tahun 1981.

 

Jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan saat ini bahkan telah menurun selama 87 bulan berturut-turut.

 

Permasalahan krisis penduduk atau krisis populasi yang dihadapi negara dengan ekonomi terbesar nomor 4 se-Asia ini semakin disorot.

 

Kemudian, mengenai tingkat kesuburan di Korea Selatan, jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang perempuan selama hidupnya hanya mencapai 0,78 persen pada tahun 2022.

 

Baca Juga: Generasi Hikikomori Korea Selatan Lebih Tinggi dari Jepang, Ini Penyebabnya

 

Angkatersebut menjadi angka terendah sejak Badan Statistik Korea Selatan mulai mengumpulkan data pada tahun 1970. Pada tahun itu, angkanya mencapai 4,53 persen.

 

Sementara itu, angka kematian di Korea Selatan terus melebihi angka kelahiran, dan ini adalah sebuah fenomena yang terus berlanjut sejak tahun 2020.

 

Data juga menunjukkan bahwa jumlah pernikahan melonjak 16,5 persen pada tahun ini karena pasangan yang telah menunda pernikahan mereka dapat melangsungkan pernikahan setelah pembatasan terkait pandemi Covid-19 dicabut. 

 

Sementara itu, angka perceraian naik tipis menjadi 7.228 kasus selama periode tersebut. ***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: The Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler