ZONABANTEN.com – 5 Desember ada Hari Ninja Internasional, apa itu? Simak sejarah prajurit asal Jepang ini.
Spionase, pembunuhan, infiltrasi, perang gerilya, dan sabotase, ini adalah beberapa keterampilan yang melekat pada seorang ninja.
Dibalut pakaian hitam yang khas dari ujung kepala sampai ujung kaki, ninja muncul dari kedalaman malam, menyerang mangsanya, dan menghilang lagi tanpa meninggalkan jejak.
Ninja dikabarkan menguasai Kuji-Kiri, praktik magis timur yang membuat mereka mampu menggabungkan kemampuan alami mereka untuk bergerak seperti hantu dengan kekuatan supernatural.
Hari Ninja Internasional didedikasikan untuk mengingat dan menghormati para pejuang kuno China dan Jepang ini.
Ninja asli adalah prajurit dari Provinsi Iga, Jepang selama periode Sengoku, yang dibesarkan dari orang-orang biasa di pedesaan, tanpa akses ke baju besi, senjata, atau pelatihan yang layak untuk menggunakannya.
Mereka hanya memiliki sedikit hal untuk diandalkan selain keterampilan dan kemampuan mereka sendir, serta beberapa senjata kunci yang cukup kecil untuk diselipkan ke dalam selongsong besar atau ikat pinggang.
Mungkin inilah alasan mengapa begitu banyak senjata ninja yang diambil dari akar pertanian, seperti kunai dan celurit, karena itu juga senjata yang menyamarkan diri.
Hal ini memungkinkan mereka untuk membuatnya tampak bahwa itu hanyalah seorang petani sederhana yang bekerja di ladangnya, bukan pembunuh yang benar-benar berfokus pada infiltrasi.
Baca Juga: Perjalanan Hidup Fujiko A. Fujio, Mangaka Ninja Hattori yang Ditemukan Meninggal Dunia Di Rumahnya
Pakaian hitam "tradisional" ninja sebenarnya muncul sebagai hasil dari representasi ninja di teater.
Menjadi orang biasa di provinsi mereka, ninja tidak terlihat oleh kelas penguasa. Mereka tidak dapat dikenali dari pakaian atau senjata, spanduk atau kebangsaan mereka.
Ninja hanyalah orang biasa di negara mereka, oleh karena itu, pada dasarnya tidak terlihat. Di teater, ide ini diwakili oleh tangan panggung yang berperan sebagai ninja.
Mereka mengenakan pakaian hitam yang menutupi mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan membuat mereka tidak terlihat dengan latar belakang panggung yang hitam.
Juga, mereka yang sering mengunjungi teater sudah terbiasa dengan kehadiran tangan panggung ini, dan keterlibatan mereka yang tiba-tiba dalam drama itu mengejutkan.***