ZONABANTEN.com - Pertemuan antara Paus Fransiskus dengan umat Buddha kembali terjadi, pada hari Jumat, 17 Juni 2022.
Pertemuan Paus Fransiskus dan umat Buddha ini berlangsung di Vatikan, yaitu tempat dimana pemimpin Gereja Katolik sedunia ini tinggal.
Umat Buddha yang datang menghampiri Paus Fransiskus kali ini adalah delegasi asal Thailand, yang berasal dari aliran Theravada dan Mahayana.
Baca Juga: Jadwal Misa Online Gereja Katolik, Minggu 19 Juni 2022
Jalinan persahabatan Paus Fransiskus dan umat Buddha Thailand sebelumnya sudah pernah terjadi, ketika pemimpin Gereja Katolik itu mengunjungi negeri Gajah Putih itu, pada tahun 2019.
Jalinan yang terus diikat ini juga menjadi peringatan persahabatan umat Katolik dan Buddha yang sudah berlangsung selama 50 tahun, dimana Paus St. Paulus VI dan patriark Buddha, Somdej Phra Wannarat sebagai pionir.
Pada pertemuan kali ini, melihat situasi dunia yang berubah, Paus Fransiskus berharap agar setiap umat Katolik dan Buddha dapat mengatasi egoisme.
Paus juga berpandangan bahwa Yesus maupun Buddha, adalah dua orang yang paling memahami akan hal itu.
“Sedihnya, di semua sisi, kita mendengar tangisan manusia yang terluka dan bumi yang hancur. Buddha dan Yesus memahami perlunya mengatasi egoisme yang menimbulkan konflik dan kekerasan,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus juga mengutip ajaran Dhammapada dan Injil Yohanes 13:34, untuk menegaskan akan hal itu.
“Dhammapada meringkas ajaran Buddha sebagai berikut: 'Untuk menghindari kejahatan, mengembangkan kebaikan, dan membersihkan pikiran seseorang. Ini adalah ajaran Sang Buddha'”.
“Yesus memberi tahu murid-muridnya: 'Aku memberimu perintah baru, agar kamu saling mengasihi. Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, kamu juga harus saling mengasihi,'” kata Paus Fransiskus lebih lanjut.
Paus juga berpesan kepada setiap pemimpin umat Katolik dan Buddha untuk selalu menyebarkan rasa persaudaraan dan kasih, terutama untuk mereka yang kurang beruntung.
“Tugas kita hari ini adalah untuk membimbing pengikut kita masing-masing ke rasa kebenaran yang lebih jelas bahwa kita semua adalah saudara dan saudari. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama untuk menumbuhkan kasih sayang dan keramahan bagi semua manusia, terutama yang miskin dan terpinggirkan,” katanya.