Krisis Ukraina Sebabkan Kecemasan dan Kemarahan Warganya yang Ada di Jepang

26 Februari 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi Jepang, Krisis Ukraina Sebabkan Kecemasan dan Kemarahan Warganya yang Ada di Jepang /Pixabay/masahi wakui

ZONABANTEN.com – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang terjadi karena operasi militer Rusia yang sudah dimulai sejak Kamis 24 Februari 2022 kemarin mengundang reaksi banyak orang di seluruh penjuru dunia.

Tentu saja, warga negara Ukraina atau mereka yang lahir di sana juga turut memberi respon terhadap kejadian memilukan yang tengah terjadi saat ini.

Olexandr Kopyl terus memantau perkembangan situasi yang berlangsung di negaranya saat ini.

Ia melakukannya sembari menjalankan perusahaan ‘Mail-order‘ nya di Osaka.

Baca Juga: 'Saya Butuh Amunisi, Bukan Tumpangan': Zelensky Menolak Tawaran Evakuasi AS

Pada waktu Rusia memulai invasi mereka Kamis kemarin, Kopyl mengatakan bahwa ia sangat mengkhawatirkan keselamatan keluarganya yang ada di Ukraina.

Ia segera mencoba menghubungi keluarganya tidak lama setelah konflik antara Rusia dan Ukraina pecah pada hari pertama.

Sayangnya, ia tak mendapat balasan.

“Saya khawatir bahwa daerah mereka sudah dihantam misil. Saya ingin memberitahu mereka supaya tidak panik,” Ujar pria berusia 38 tahun tersebut.

Orang tua dari Kopyl tinggal di daerah yang kebetulan berdekatan dengan komplek militer di ibukota Ukraina, Kyiv.

Baca Juga: Tak Hanya 3, Krisis Ukraina Disebut Juga Bisa Berakhir dengan 1 Kemungkinan ini

Jadi, tidak heran bila ia merasakan kekhawatiran yang amat mendalam.

Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina tidak hanya menimbulkan kekhawatiran dari Kopyl.

Orang-orang Ukraina yang berada di Jepang pun juga menyampaikan rasa terkejut, kesedihan, ketakutan, hingga amarah mereka, yang mengecam serangan Rusia.

Leo Lunchuk, seorang warga Ukraina yang kini bekerja di divisi urusan internasional kantor pemerintahan Kobe, prefektur Hyogo, Jepang, sejak 2018 silam, turut mengutarakan kekhawatirannya.

“Saya harap konflik tersebut segera berakhir. Saya mengkhawatirkan negara kelahiran saya,“ Ujar seorang penerjemah berusia 37 tahun tersebut.

Baca Juga: Krisis Ukraina: 198 Warga Tewas 3 Diantaranya Anak Kecil

Diberitakan bahwa pada Jumat 25 Februari 2022 kemarin, Lunchuk masih bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui media sosial.

Lunchuk sudah 7 tahun tidak pulang ke Ukraina. Selain karena pandemi Covid-19, urusan pekerjaan membuatnya tak kembali ke negaranya hingga kini.

Dan sebenarnya, Lunchuk bersama atasannya dari pihak pemerintahan kota Kobe merencanakan kunjungan 1 pekan ke Ukraina untuk melakukan survei terhadap minat pelajar Ukraina untuk bekerja di Jepang selepas lulus dari universitas.

Tapi semua rencana tersebut terpaksa dibatalkan.

Alexander Dmitrenko, seorang pengacara berusia 44 tahun asal Mariupol, menghubungi seorang temannya.

Baca Juga: Konflik Rusia Ukraina Sudah Mencapai Kyiv, Apa Saja yang Mungkin Dapat Terjadi?

Namun, balasan yang didapat tak bisa menghilangkan kekhawatiran Dmitrenko.

Ia pun mengikuti aksi protes yang dilakukan WN Ukraina di Jepang.

“Harapan saya agar situasi jadi lebih baik malah hancur hari ini. Sulit menjelaskan apa yang saya rasakan saat ini,” Ujar Dmitrenko pada protes yang dilakukan Jumat kemarin.

Daisaku Kadokawa, walikota Kyoto yang merupakan kota saudara dari Kyiv, berharap bahwa konflik yang tengah berlangsung antara Rusia dan Ukraina segera berakhir.

“Dengan tulus, saya berharap bahwa situasi yang terjadi saat ini bisa berakhir dan keadaan bisa kembali damai dengan segera.“ Ujar Kadokawa.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Asahi

Tags

Terkini

Terpopuler