Ngeri! Usai Penggal Kepala Sang Istri, Pria Iran Ini Membawanya Berjalan-Jalan Sambil Tersenyum Lebar

9 Februari 2022, 11:06 WIB
Ilustrasi pembunuhan penggal kepala /Pixabay/twighlightzone

ZONABANTEN.com - Sebuah video mengejutkan menampilkan seorang pria asal Iran yang tersenyum lebar ketika berjalan sambil memegangi kepala istrinya yang ia penggal.

Pria Iran itu diketahui memenggal kepala istrinya yang masih berusia 17 tahun.

Aksi penggal kepala ini ia lakukan dengan berkedok "pembunuhan demi kehormatan", menurut sebuah laporan.

Pria Iran bernama Sajjad Heydari itu berjalan di lingkungan daerah Ahvaz, sebuah kota di provinsi barat daya Khuzestan, pada hari Sabtu lalu.

Baca Juga: Fakta Menarik Film ‘Kukira Kau Rumah’, Debut Umay Shahab Sebagai Sutradara

Ia memegang kepala istrinya, Mona Heydari, di satu tangan dan juga sebuah pisau di tangan lainnya.

Usut punya usut, Mona, yang juga merupakan sepupu Sajjad, telah dipaksa menikah ketika ia baru berusia 12 tahun, menurut Komite Wanita Dewan Nasional Perlawanan Iran.

Mona dilaporkan mengalami kekerasan dalam rumah tangga tetapi ditekan untuk tetap tinggal demi putra mereka yang berusia 3 tahun.

Mona juga diketahui telah menyatakan keinginannya untuk menceraikan Sajjad.

Baca Juga: Heboh Arab Saudi Bikin Ka'bah di Metaverse, Umat Muslim Bisa Berkunjung Secara Virtual, Demi Dukung Visi 2030?

Remaja itu akhirnya melarikan diri ke negara Turki, tetapi kembali lagi ke negara asalnya setelah merasa sulit untuk hidup sendirian di negara lain.

Beberapa hari kemudian, Sajjad dan saudara laki-lakinya diduga mengikat tangannya dan memenggal kepalanya.

Tubuh Mona dibuang sebelum suaminya membawa kepalanya berjalan-jalan.

Seorang pejabat polisi mengatakan motif pembunuhan itu adalah "perbedaan keluarga".

Sajjad dan saudara laki-lakinya pun telah ditangkap. Tetapi tidak jelas hukuman apa yang akan mereka hadapi.

Baca Juga: Vladimir Putin Ultimatum Prancis: Anda Ingin Perang dengan Rusia? Kami Kekuatan Atom Terkemuka di Dunia

Abbas Hosseini-Pouya, jaksa agung Ahvaz, ibu kota provinsi Khuzestan, mengatakan Mona telah mengirim foto dirinya kepada suaminya saat masih Turki, dan telah memicu “emosi negatif” dalam diri Sajjad.

Menurut Komite Perempuan di daerah setempat, kegagalan rezim ulama untuk mengkriminalisasi pembunuhan ini telah menyebabkan peningkatan bencana dalam pembunuhan demi kehormatan.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 2019, rata-rata pertahunya sebanyak 375 hingga 450 pembunuhan terjadi di Iran dengan latar belakang demi kehormatan.

“Kenaikan bencana dalam pembunuhan demi kehormatan di Iran berakar pada kebencian terhadap wanita dan budaya patriarki yang dilembagakan dalam hukum dan masyarakat," ujar Dewan Perlawanan.

Baca Juga: Sikap Komnas HAM, YLBHI, dan LBH Yogyakarta Terhadap Dugaan Kekerasan di Desa Wadas

“Meskipun ayah, saudara laki-laki, atau suami memegang pisau, arit atau senapan, pembunuhan berakar pada pandangan abad pertengahan rezim yang berkuasa," tambahnya.

Ia juga menuturkan, bahwa hukum rezim ulama secara resmi menunjukkan bahwa perempuan adalah warga negara tingkat dua yang dimiliki oleh laki-laki.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler