Putra Mahkota Arab Saudi Sebut Turki dan Iran Sebagai Bagian 'Triangle of Evil' Pendukung Kelompok Radikal

21 Januari 2022, 11:58 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Sebut Turki dan Iran Sebagai Bagian 'Triangle of Evil' Pendukung Kelompok Radikal. /Instagram/@mbsalsaud1

ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyebut Turki dan Iran sebagai bagian dari 'Triangle of Evil' atau 'Segitiga Kejahatan.'

Putra Mahkota Arab Saudi itu mengklaim Turki dan Iran telah bekerja sama dengan kelompok-kelompok ekstremis, dan menjadi pelindung mereka.

Mohammed Bin Salman memberikan pernyataan keras itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Mesir, Al-Shorouk di Kairo.

Dia menuduh telah menuduh Ikhwanul Muslimin mengeksploitasi demokrasi di Mesir, di mana Turki sebagai pelindungnya.

Baca Juga: Terkuak! Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Ternyata Pernah Beri Anting Berlian ke Meghan Markle

Arab Saudi dan Mesir telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, dan Mohammed bin Salman mengklaim Turki malah melindunginya.

Bahkan, dia menyebut Turki sedang mencoba untuk menghidupkan kembali kekhalifahan dengan memanfaatkan kekuatan Ikhwanul Muslimin.

Komentar sang pangeran adalah selebaran terbaru dalam pertempuran retoris yang memanas antara Arab Saudi, Iran dan Turki.

Tiga kekuatan besar di Timur Tengah itu bersaing untuk mendapatkan dominasi pada saat konfrontasi yang semakin dalam.

Mohammed bin Salman sendiri kini telah jadi pemimpin yang tak terbantahkan, sejak diangkat sebagai Putra Mahkota Arab saudi oleh Raja Salman pada 2017.

Baca Juga: Mengenaskan Kondisi Korban Tabrakan Maut Truk Tronton Bermuatan 20 Ton di Balikpapan

Sejauh ini, dia pun telah merombak banyak kebijakan luar negeri Arab Saudi, yang sebagian besar dalam upaya untuk menahan pengaruh Iran Syiah.

Menjatuhkan Turki bersama dengan kelompok-kelompok radikal dan musuh regional utama kerajaan adalah eskalasi mendadak yang dilakukannya.

Turki sendiri dianggapnya sebagai negara berbahaya, karena telah bertindak melemahkan boikot yang dipimpin oleh Arab Saudi terhadap Qatar.

Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah melindungi anggota Ikhwanul Muslimin di negara tersebut.

Pada kesempatan yang sama di Kairo, Mohammed bin Salman mengklaim kebijakannya terhadap musuh-musuh regional itu telah berhasil.

Baca Juga: Intip Hunian Mewah Milik Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang Dicap Sebagai 'Rumah Termahal di Dunia'

"Proyek Iran runtuh dan kami mengepungnya di setiap tempat," kata pangeran yang kini berusia 36 tahun tersebut.

Selama lebih dari tiga tahun, koalisi pimpinan Arab Saudi telah berjuang untuk mengalahkan pemberontak Syiah Houthi yang didukung oleh Iran.

Kelompok itu memberontak di negara tetangga Yaman, dan berhasil menggulingkan pemerintah yang selama ini bersahabat dengan Kerajaan Arab Saudi.

Hasilnya, kini perang telah menjerumuskan Yaman ke dalam bencana kemanusiaan tanpa akhir dari konflik perang saudara.

Kemudian, di Suriah, pasukan yang didukung Arab Saudi sebagian besar telah dikalahkan tentara Presiden Bashar al-Assad, yang didukung Rusia dan Iran.

Baca Juga: Adu Akting Bersama Jung Hae In, Jisoo Blackpink Ungkap Kesulitan Main Drama Snowdrop Karena Hal Ini

Tak cukup hanya itu, pada Juni 2017, Arab Saudi bersama dengan UEA, Mesir dan Bahrain, memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar.

Negara tersebut dituduh telah membantu kelompok-kelompok militan dan mempertahankan hubungan dekat dengan Republik Islam.

Pemerintahan Qatar telah membantahnya. Mereka menyebut keempat negara tersebut mencurigai negara lain yang berusaha keras di wilayah tersebut.

Mohammed bin Salman membandingkan kebuntuan di antara anggota kunci Dewan Kerjasama Teluk dengan isolasi Kuba selama beberapa dekade oleh AS.

"Salah untuk fokus pada masalah yang sangat sepele ini karena bisa berlanjut untuk waktu yang lama," ucap sang pangeran dalam wawancara di Kairo itu.

Baca Juga: Praveen Jordan-Melati Daeva Mulai Latihan di PB Djarum, Sudah Resmi Keluar dari Pelatnas?

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi telah menjadi pendukung setia Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Abdel-Fattah El-Sisi dikenal sebagai pelopor pemberontakan rakyat didukung militer yang menggulingkan Presiden Islami, Mohamed Mursi pada 2013.

Belakangan, Abdel-Fattah El-Sisi meluncurkan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin, hingga menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan lain dipenjara.

Kelompok tersebut sebelumnya merupakan pendukung Mohamed Mursi hingga berhasil menjadi presiden, sebelum dilengserkan Abdel-Fattah El-Sisi.

Ikhwanul Muslimin, yang mengadvokasi Islam melalui kotak suara, dianggap oleh Kerajaan Arab Saudi sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Time.com

Tags

Terkini

Terpopuler