WHO Beritahu Asia-Pasifik untuk Bersiap menghadapi Omicron Saat Varian Menyebar

3 Desember 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi virus Corona/Unsplash/Jeremy Bezanger /

ZONABANTEN.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberitahu negara-negara Asia-Pasifik pada Jumat, 3 Desember 2022 untuk meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan.

WHO juga meminta agar negara-negara ini  memvaksinasi orang-orang untuk mempersiapkan lonjakan kasus COVID-19 ketika varian Omicron menyebar secara global, meskipun ada pembatasan perjalanan. 

Walaupun menutup perbatasan untuk bepergian dari negara-negara Afrika selatan yang berisiko tinggi, Australia menjadi negara terbaru yang melaporkan penularan varian baru yang terjadi sehari setelah ditemukan secara lokal di lima negara bagian AS.

Baca Juga: Malaysia Deteksi Satu Kasus Varian Baru Covid-19 Omicron

Omicron mulai ditemukan di Asia minggu ini, dengan kasus yang dilaporkan di India, Jepang, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan.

Banyak pemerintahan memperketat aturan perjalanan untuk mencegah varian baru keluar.

"Orang-orang seharusnya tidak hanya bergantung pada tindakan perbatasan," kata Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk Pasifik barat, mengatakan pada konferensi pers virtual.

"Yang paling penting adalah mempersiapkan varian ini dengan potensi penularan tinggi. Sejauh ini informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah pendekatan kita," kata Takeshi Kasai.

Baca Juga: 6 Kunci Sukses Jadi Pengusaha Muslim Ala Rasulullah

Tingkat vaksinasi bervariasi dari satu negara ke negara lain di Asia-Pasifik, tetapi ada kesenjangan yang mengkhawatirkan. 

Terutama Indonesia, yang menjadi negara terpadat keempat di dunia dan pernah menjadi episentrum COVID-19 di Asia.

Karena kini Indonesia baru melakukan vaksinasi penuh sekitar 35 persen dari populasinya yang berjumlah sekitar 270 juta orang.

Kepala petugas medis Australia mengatakan Omicron kemungkinan akan menjadi varian dominan secara global dalam beberapa bulan.

Tetapi pada tahap ini tidak ada bukti bahwa varian tersebut lebih berbahaya daripada Delta yang melanda dunia awal tahun ini.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler