ZONABANTEN.com – Amerika Serikat (AS) dengan kemampuannya yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan sanksi CAATSA bagi Indonesia yang berkeinginan membeli jet tempur Su-35.
Larangan dari AS inilah yang menjadikan Indonesia harus mengurungkan niatnya untuk membeli jet tempur Su-35.
Sanksi CAATSA ini tidak hanya berlaku bagi Indonesia.
Melainkan pula berlaku untuk seluruh negara yang memiliki hubungan erat dengan Amerika.
Baca Juga: Catat Sejarah, Leani/Khalimatus Raih Emas Para Bulutangkis di Paralimpiade Tokyo 2020
Salah satunya, Turki hingga Mesir.
Mereka juga dilarang untuk membeli produk rusia.
Amerika Serikat (AS) melihat Indonesia layaknya bendungan untuk menghalau pengaruh Tiongkok agar tidak terlalu besar pada Asia Tenggara.
Maka, dalam hal ini pembelian jet tempur Su-35 berpotensi disetujui oleh Amerika, ketika AU hanya memanfaatkan jet tersebut untuk menjaga kedaulatan nasional.
Baca Juga: Sinopsis District 13 Ultimatum, Mayat di Distrik 13, Pemicu Perang Saudara
Sedangkan, potensi tidak disetujui ketika jet tersebut justru menjadi penghalang bagi hegemoni F-35 milik Australia dan Singapura.
Adanya pelarangan ini menimbulkan perasaan yang kurang mengenakkan dibenak Dubes Rusia di Indonesia.
“Mengapa ada pelarangan? Sanksi CAATSA ini tidak adil, padahal untuk perdagangan senjata yang legal dan sah,” Lyudmila Vorobieva, Dubes Rusia.
Dalam pandangan Dubes Rusia, hal ini dianggap sebagai persaingan yang tidak adil. Sebab melanggar aturan dan norma bisnis.
Baca Juga: Sinopsis Widows, Kolaborasi 4 Janda Rampok Uang 5 Juta Dolar
Sudah jelas, mengapa Indonesia dilarang memiliki jet tempur Su-35?
Tentu saja, ketika Indonesia memiliki jet tersebut tentu saja memunculkan perhatian publik.
Selain itu, ke khawatiran yang lebih besar yaitu pasaran Rusia menjadi lebih ramai. Amerika tidak menginginkan hal itu.
Amerika tidak ingin kehadiran Su-35 merusak hegemoni pasaran F-35 Australia dan Singapura.
Baca Juga: Punya Misi Rahasia, Badan Intelijen Negara Ditugaskan Menyusup ke Taliban
Mengapa AS jadi begitu khawatir itu?
Karena jet tempur Su-35 milik Rusia ini memiliki radar PESA yang bisa mengetahui target sampai radius 400 km.
Selain itu, Loadout Su-35 dalam sekali terbang memiliki tampungan yang lebih besar.
Dalam sekali terbang, terdapat smart bom dan 12 cantelan rudal. Su-35 dapat melakukan dua peran sekaligus.
Baca Juga: Darurat Kasus COVID-19 Memburuk, Jepang Rencanakan Perpanjang Masa Lockdown
Berbeda dengan jet tempur lainnya. Oleh karena itu, menjadi sebuah keuntungan ketika user dapat memiliki dan mengoperasikan Su-35 ini.***
Artikel ini telah dimuat sebelumnya di ZONA JAKARTA PRMN dengan judul Kemampuan Inilah yang Buat AS Larang Indonesia Miliki Jet Tempur Su-35