Rakyat Palestina Rayakan Gencatan Senjata Setelah 11 Hari Pengeboman Gaza

22 Mei 2021, 08:13 WIB
Potret warga Palestina merayakan di jalan-jalan setelah gencatan senjata di Jalur Gaza selatan, Palestina. /REUTERS.

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Ribuan orang di Jalur Gaza dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki turun ke jalan untuk merayakan gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina.

Gencatan senjata, yang disambut secara internasional yang dimediasi oleh Mesir pada dini hari Jumat setelah 11 hari pemboman tanpa henti di daerah kantong yang dikepung dan ribuan roket diluncurkan ke Israel oleh Hamas, kelompok yang memerintah Jalur itu.

Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Kamis malam bahwa kabinet keamanan telah  menerima rekomendasi untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata tanpa syarat.

Kelompok Palestina Hamas dan Jihad Islam kemudian mengkonfirmasi gencatan senjata dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Reaksi Dunia Terhadap Gencatan senjata Israel-Palestina di Gaza

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa gencatan senjata tersebut akan mulai berlaku pada pukul 2 pagi pada hari Jumat waktu setempat.

Selama konflik antara kedua kubu tersebut, pengeboman Israel di Gaza menewaskan 232 warga Palestina. Angka tersebut termasuk 65 anak-anak, dan membawa kerusakan luas ke wilayah yang sudah miskin itu. 

Sementara itu, di pihak Israel, roket Hamas menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak.

Youmna al-Sayed dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan Palestina mulai membuat perayaan segera setelah gencatan senjata diberlakukan.

"Mereka mulai bersorak dan menyemangati Tuhan Yang Maha Esa," ujar al-Sayed. 

“Dan bagi mereka, hari ini dianggap sebagai hari pertama festival keagamaan Idul Fitri, karena agresi tersebut dimulai sebelum hari terakhir Ramadhan dan mereka belum bisa benar-benar merayakan Idul Fitri semenjak hari itu.”

Baca Juga: Ketua MPR RI: Dugaan Kebocoran Data 297 Juta Penduduk Indonesia Bukan Masalah Sepele

Berdiri di tengah reruntuhan rumah yang dibombardir, al-Sayed mengatakan keluarga yang terlantar telah kembali.

Mereka berdatangan dari sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menampung mereka "karena kondisi kemanusiaan yang sangat buruk" yang terjadi.

“Tidak ada air, tidak ada listrik dan mereka pergi ke sana tanpa membawa apa-apa,” ujar al-Sayed. 
“Tetapi orang-orang ini sekarang dalam keadaan seperti ini diperparah oleh krisis kemiskinan yang sangat tinggi dan tingkat pengangguran di Jalur Gaza, serta pembatasan bahan-bahan rekonstruksi yang diizinkan untuk memasuki Jalur Gaza.” ujar al-Sayed menjelaskan.

“Mereka tidak punya alternatif selain menunggu pendanaan pembangunan rumah mereka lagi. ” ujar al-Sayed menambahkan.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler