Ilmuwan Inggris Identifikasi Dua Kasus Penularan Covid-19 dari Manusia ke Kucing, Salah Satunya Gejala Parah

23 April 2021, 12:17 WIB
Ilmuwan Inggris Identifikasi Dua Kasus Penularan Covid-19 dari Manusia ke Kucing, Salah Satunya Gejala Parah /Instagram @_kucing_lucu.id/

 

ZONABANTEN.com – Sebuah tim ilmuwan telah mengidentifikasi dua kasus penularan Covid-19 dari manusia ke kucing di Inggris.

Penelitian yang dipimpin oleh University of Glasgow dan dipublikasikan di Veterinary Record, melakukan program skrining virus korona terhadap populasi kucing di Inggris.

Ditemukan bahwa penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke kucing telah terjadi dalam dua kasus dari rumah tangga yang berbeda dan di antara ras kucing yang berbeda.

Baca Juga: Terbukti Rasis, Inggris Minta Maaf Karena Tak Adil dalam Peringatan Kematian Prajurit Perang Dunia Non-Eropa

Para peneliti mengatakan orang-orang tersebut menunjukkan gejala ringan sebelum menularkannya ke hewan peliharaan mereka yang menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan ringan hingga parah.

Namun belum ada bukti yang menunjukkan penularan dapat bekerja sebaliknya di mana manusia dapat tertular dari kucing.

"Dua kasus penularan dari manusia ke hewan ini, yang ditemukan pada populasi kucing di Inggris, menunjukkan mengapa penting bahwa kami meningkatkan pemahaman kami tentang infeksi SARS-CoV-2 pada hewan,” kata Profesor Margaret Hosie dari MRC-University of Glasgow Center for Virus Research dikutip ZONABANTEN.com dari Wales Online.

“Saat ini penularan dari hewan ke manusia merupakan risiko yang relatif rendah bagi kesehatan masyarakat di daerah di mana penularan dari manusia ke manusia tetap tinggi,” lanjutnya.

Baca Juga: Dikeluhkan Warga Bikin Macet, Kelurahan Ciputat Tertibkan Pedagang 'Pemakan' Badan Jalan

Hosie juga mengatakan karena kasus manusia menurun, kemungkinan penularan di antara hewan menjadi semakin penting sebagai sumber potensial reintroduksi SARS-CoV-2 ke manusia.

“Oleh karena itu penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang apakah hewan yang terpapar dapat memainkan peran apa pun dalam penularan,” katanya.

Kucing pertama yang diidentifikasi dengan Covid-19 adalah anak kucing Ragdoll betina berusia empat bulan dari sebuah rumah di mana pemiliknya mengalami gejala yang sesuai dengan infeksi SARS-CoV-2 pada akhir Maret 2020.

Namun pemiliknya tidak dites.

Anak kucing itu dibawa ke dokter hewan pada April 2020 dengan gejala kesulitan bernapas.

Sayangnya kondisi kucing tersebut semakin memburuk dan kemudian harus dibiarkan.

Sampel paru post-mortem kemudian mengungkapkan kerusakan pada paru-paru yang konsisten dengan pneumonia virus dan ada bukti infeksi SARS-CoV-2.

Kucing kedua adalah kucing Siam betina berusia enam tahun dari sebuah rumah di mana salah satu pemiliknya dinyatakan positif Covid-19.

Kucing itu dibawa ke dokter hewan dengan kotoran hidung dan konjungtivitis tetapi tanda-tanda klinis ini tetap ringan dan kucing kemudian sembuh.

Infeksi Covid-19 ditunjukkan pada kucing sebagai bagian dari program skrining Covid-19 kucing di seluruh Inggris dan ini dikonfirmasi oleh Badan Kesehatan Hewan dan Tanaman (APHA).

Para peneliti di CVR menyelesaikan sekuensing genom lengkap dari genom SARS-CoV-2 pada dua kucing dan menemukan bahwa itu sangat mirip dengan genom virus yang beredar pada manusia.

Baca Juga: 2 Ahli Prediksi Perkembangan Rudal Korea Utara, Provokasi dengan Nuklir atau Pertimbangkan Keadaan Negara

Para peneliti tidak menemukan bukti adaptasi spesies dalam urutan virus kucing dan menyimpulkan bahwa setiap mutasi yang ada dalam genom virus kucing dua kemungkinan juga ada pada virus pemilik, meskipun urutan genom dari pemilik tidak tersedia untuk perbandingan.

Saat ini tidak ada bukti penularan dari kucing ke manusia atau bahwa kucing, anjing, atau hewan peliharaan lainnya berperan dalam epidemiologi penularan SARS-CoV-2 pada manusia.

Apakah kucing dengan Covid-19 dapat menularkan virus secara alami ke hewan lain, atau kembali ke manusia, masih belum diketahui.

Namun para ilmuwan percaya bahwa dua kasus penularan dari manusia ke kucing di Inggris ini cenderung meremehkan frekuensi sebenarnya dari penularan manusia ke hewan karena pengujian hewan terbatas.

Sejak pandemi mulai ada laporan kucing dari rumah tangga Covid-19 di Hong Kong, Belgia, Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Jerman, Rusia, Jepang, Italia, Chili, Kanada, Brasil, Argentina, Swiss, dan Latvia yang diuji positif SARS-CoV-2 dan diduga terinfeksi dari pemiliknya.

Infeksi SARS-CoV-2 yang terjadi secara alami telah dilaporkan pada kucing, kucing non-domestik, dan anjing.

Ilmuwan juga telah menunjukkan bahwa musang dan hamster rentan terpapar.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Wales Online

Tags

Terkini

Terpopuler