Sebut Wanita Terlalu Banyak Bicara, Mantan Perdana Menteri Jepang Sekaligus Ketua Olimpiade Tokyo Minta Maaf

4 Februari 2021, 12:14 WIB
Yoshiro Mori, presiden Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang juga merupakan mantan Perdana Menteri Jepang /Tangkapan Layar YouTube TJ Sports

ZONA BANTEN – Yoshiro Mori, presiden Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang juga merupakan mantan Perdana Menteri Jepang, pada Kamis, 4 Februari 2021 meminta maaf atas pernyataannya yang telah dikritik secara luas sebagai pernyataan seksis dan ketinggalan zaman.

Dilansir dari Japan Times, ketika ditanya tentang peningkatan keragaman gender di dewan komite selama pertemuan Komite Olimpiade Jepang yang diselenggarakan pada Rabu, Mori mengeluh dan mengatakan kecenderungan perempuan untuk berbicara terlalu banyak dan memiliki "rasa persaingan yang kuat".

Setelah dihujat karena komentarnya yang dianggap tak pantas kepada kaum wanita, Mori akhirnya meminta maaf di hadapan publik.

Baca Juga: Polemik Transaksi Dinar-Dirham di Pasar Muamalah, Tengku Zulkarnain Minta Bank Indonesia Beri Jalan Keluar

"Itu adalah ucapan yang tidak pantas. Saya minta maaf," kata Mori seperti dikutip ZONA BANTEN dari artikel Japan Times.

Namun dia mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri dari jabatan itu, dengan menekankan bahwa dia memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan Olimpiade yang sukses.

Pernyataan kontroversial Mori telah menuai kritik dari direktur Komite Olimpiade Jepang dan di media sosial, memberikan pukulan baru untuk acara yang sudah menghadapi tentangan kuat dari publik.

Baca Juga: Proud Boys Masuk dalam Daftar Organisasi Teroris Setara Al Qaeda Pasca Serangan ke Gedung Capitol

Dalam pertemuan online anggota dewan JOC pada hari Rabu, Yoshiro Mori mengatakan bahwa perempuan terlalu banyak berbicara dalam pertemuan dan menyarankan bahwa waktu berbicara untuk perempuan harus dibatasi, mengacu pada rencana JOC untuk menambah jumlah perempuan di dewannya.

"Kementerian pendidikan sangat bersikeras memilih direktur wanita. Tapi rapat dewan dengan banyak wanita akan membuatnya berlarut-larut," kata Mori.

Pria berusia 83 tahun itu mengutip pengalamannya sebagai mantan presiden Persatuan Sepak Bola Rugby Jepang dengan mengatakan bahwa wanita memiliki rasa persaingan yang kuat. Jika salah satu di antaranya mengangkat tangan untuk berbicara, semua yang lain merasa perlu untuk berbicara juga. Semua orang akhirnya berbicara.

Baca Juga: Liga Inggris: Gol Tunggal Steven Alzate Bawa Brighton Kalahkan Liverpool di Anfeld

Setelah pertemuan tersebut, direktur JOC Kaori Yamaguchi, yang telah bekerja selama bertahun-tahun untuk merevitalisasi dunia olahraga yang didominasi pria dengan meningkatkan kehadiran wanita, mengkritik Mori atas komentarnya.

“Kesetaraan gender dan pertimbangan bagi para penyandang disabilitas seharusnya diberikan untuk Olimpiade Tokyo. Sangat disayangkan presiden panitia memberikan pernyataan seperti itu,” katanya.

JOC telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan jumlah perempuan di dewan direksi menjadi 40% karena jumlah wanita dalam direksi saat ini hanya terdiri dari 20% anggota.

Baca Juga: Terungkap KPK! Bina Lingkungan: Kode Terselubung dalam Dugaan Kasus Korupsi Bansos

"Seseorang mengatakan kepada saya bahwa jika kami meningkatkan jumlah perempuan (di dewan), kami juga harus membatasi waktu bicara mereka. Jika tidak, mereka tidak akan pernah berhenti, yang menjadi masalah," kata Mori.

Di media sosial, pengguna Twitter dengan cepat mulai menyerukan agar Mori mengundurkan diri. Orang lain di media sosial menyoroti bahwa usia mantan perdana menteri tersebut dan sikapnya yang ketinggalan jaman adalah masalah sebenarnya.

Komite Olimpiade Internasional pada tahun 2014 menetapkan tujuan untuk mencapai 50% partisipasi wanita dan mendorong acara beregu dengan gender yang berbeda dalam pertandingan tersebut.

Baca Juga: Myanmar Blokir Facebook Demi Stabilitas, Konten yang mendukung Kudeta Dihapus

Hal itu berhasil membuat jumlah partisipan wanita naik menjadi 48,8% dari atlet yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo, dengan rencana untuk menjadikan Olimpiade 2024 di Paris menampilkan jumlah peserta pria dan wanita yang sama untuk pertama kali.

Dengan waktu kurang dari enam bulan sebelum Olimpiade Tokyo, Mori juga menegaskan kembali bahwa pertandingan akan diadakan dengan biaya berapa pun, mengesampingkan rumor bahwa mereka akan ditunda lagi atau dibatalkan karena pandemi virus korona.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: The Japan Times

Tags

Terkini

Terpopuler