Kapal Misi Penelitian China Masuki Perairan Filipina Tanpa Izin, Ahli Maritim Curigai Ekspedisi Rahasia

2 Februari 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi Perairan Filipina /Pixabay/my000693

ZONA BANTEN – Dua insiden yang melibatkan kapal survei asal China, Jia Geng terjadi di utara dan timur Filipina di dekat Samudra Pasifik.

Dilansir dari Al Jazeera, sebuah kapal survei China, yang memasuki perairan Filipina untuk kedua kalinya selama setahun terakhir tanpa izin telah meninggalkan negara itu, namun para pengamat semakin khawatir atas peristiwa tersebut. 

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr mengonfirmasi insiden tersebut melalui media sosial pada hari Selasa, 2 Februari 2021 menulis bahwa pemerintah tidak pernah memberikan izin kepada kapal penelitian China, Jia Geng, untuk tinggal di perairan Filipina.

Baca Juga: Wow! 3 Minuman Detox Alami Ini Praktis Menghilangkan Racun dalam Tubuh di Pagi Hari

Dia mengatakan bahwa departemennya hanya menyetujui permintaan perlindungan dari kedutaan China karena alasan ‘cuaca buruk’.

Namun, pejabat dari berbagai lembaga Filipina memberikan laporan yang saling bertentangan tentang kapan kapal memasuki wilayah negara tersebut.

Menurut juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Armand Balilo, kapal Tiongkok itu meninggalkan Filipina sebelum tengah hari pada Senin, setelah memasuki negara itu pada Jumat, 29 Januari. Ia menambahkan bahwa kapten kapal menolak mengizinkan personel penjaga pantai Filipina untuk naik ke kapal tersebut.

Baca Juga: Rachel Vennya Gugat Cerai Suami, Sidang Perdana Hanya Dihadiri Niko Al Hakim

Locsin mengatakan bahwa permintaan darurat oleh kedutaan besar China telah dikirim pada Sabtu, 30 Januari sebelum adanya laporan insiden ini.

Divisi maritim departemen luar negeri Filipina mengatakan bahwa kapal itu memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina paling cepat Rabu, 27 Januari.

Keesokan harinya, kedutaan besar China menghubungi dan meminta untuk mengizinkan kapal berlindung di dalam wilayah Filipina.

Baca Juga: Terpilih ke dalam Agile 50, Ridwan Kamil Jadi Salah Satu Orang Paling Berpengaruh di Acara Internasional

Menurut surat kabar yang berbasis di Manila, Philippine Daily Inquirer, kapal tersebut telah terlihat di ZEE Filipina pada 25 Januari.

Tidak ada topan yang dilaporkan di Filipina dalam beberapa pekan terakhir, tetapi bulan Januari membawa gelombang besar di bagian timur menghadap Pasifik.

Insiden intrusi maritim Tiongkok biasanya terjadi di Laut China Selatan yang disengketakan, sebelah barat Filipina. Tetapi dua insiden yang melibatkan Jia Geng terjadi di utara dan timur Filipina, dekat Samudera Pasifik, menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli maritim.

Baca Juga: Siap Debut Jadi Grup Musik, Amanda Caesa, Aisyah Aqilah, Chintya Gabriella Tampil Beda dalam 'GIRLS GIRLS'

Insiden serupa juga datang ketika China memulai ekspedisi penelitian ke Benham Rise yang kaya sumber daya, timur laut Filipina dan di dalam ZEE-nya.

Beijing sebelumnya telah menimbulkan kemarahan dengan mengatakan bahwa Manila tidak dapat mengklaim kedaulatan atas daerah tersebut, meskipun ada pernyataan PBB bahwa itu adalah bagian dari Filipina.

Mereka yang mengkritik ekspedisi China ke perairan Pasifik memperingatkan bahwa Filipina mungkin terlalu bermurah hati kepada Beijing dengan mengizinkan kegiatan semacam itu, karena hubungan antara kedua negara semakin dekat di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Juga: 12 Manfaat Kesehatan dari Makan Anggur, Salah Satunya Meski Manis Tetapi Tidak Meningkatkan Kadar Gula Darah

Pada September 2020, Jia Geng juga terlihat memasuki wilayah Filipina tanpa izin, mendorong Manila untuk mengajukan protes diplomatik kepada Beijing.

Setelah pihak berwenang Filipina mengonfrontasi kapal tentang keberadaan mereka di pulau Calayan utara, Jia Geng yang dioperasikan oleh Universitas Xiamen milik negara mengatakan telah mengalami cuaca buruk.

Senator oposisi, Risa Hontiveros mengkritik penolakan kru Jia Geng untuk melakukan penggeledahan oleh otoritas Filipina dengan mengatakan itu adalah pelanggaran hak di bawah hukum internasional.

Baca Juga: 5 Jenis Philodendron dengan Pilihan Daun Warna Hijau hingga Kuning

Dalam sebuah postingan media sosial, Jay Batongbacal, seorang ahli kelautan Universitas Filipina, juga menunjukkan bahwa karena kapal itu berlabuh di perairan Filipina, seharusnya kapal tersebut tunduk pada yurisdiksi penjaga pantai negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar China di Manila membantah laporan insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa berita itu sengaja dibuat sensasional.

Ia mengatakan bahwa kapal survei ilmiah China sedang mencari perlindungan kemanusiaan di perairan Filipina karena cuaca dan kondisi laut yang tidak menguntungkan di Pasifik, di mana mereka dijadwalkan untuk melakukan misi penelitian.

Baca Juga: Syuruq, Shalat 2 Rakaat dengan Pahala Sebesar Haji dan Umrah, Boleh Dilaksanakan di Rumah?

Penelitian oseanografi memang merupakan kegiatan legal menurut hukum internasional. Namun ada keraguan tentang aktivitas yang dilakukan oleh kapal penelitian China di tengah kekhawatiran bahwa data yang dikumpulkan dapat diberikan kepada angkatan laut China, salah satu yang paling kuat di dunia.

Baru-baru ini, China juga membuat marah negara tetangga dengan mengeluarkan undang-undang yang untuk pertama kalinya secara eksplisit mengizinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler