Network
ZONABANTEN.com - Di kuil, mie adalah hidangan populer dan kadang-kadang disebut "seungso," yang berarti "itu membuat biarawan tertawa."
Berasal dari Provinsi Gangwon, Korea Selatan, Ven. Gyeho, biarawati Buddha, membuat adonan khusus untuk mienya dengan mencampur kentang rebus dengan tepung.
Tidak menambahkan air sama sekali ke adonan, mienya dikenal karena teksturnya yang keras dan kenyal.
Baca Juga: Hasil Malaysia Open 2023: The Daddies Lolos Ke Putaran Kedua, 1 Wakil Ganda Campuran Tumbang
Untuk membuat kaldu, Ven. Gyeho menggunakan makjang ala Gangwon doenjang yang hampir "instan" yang hanya membutuhkan waktu 10 hari atau lebih untuk berfermentasi.
Selain itu, menambahkan Jinkwansa dubu goreng sebagai hiasan.
Kemudian sup nya siap menghangatkan tubuh dan pikiran seseorang yang lelah dingin.
Untuk membuat kaldu, Anda juga bisa menggunakan kaldu bening sebagai pengganti makjang, lalu sajikan dengan saus bumbu.
Jangkalguksu biasanya disajikan untuk Upacara Air dan Tanah untuk ritual Buddha.
Ritual itu mengajarkan Buddha dharma dan memberi makan jiwa-jiwa kesepian yang berkeliaran di air atau di darat setelah kematian.
