Baca Juga: Lama Absen, BLACKPINK Kini Mirip Model daripada Idol K-Pop
“Belum lagi ongkos yang dikeluarkan dan kehilangan hari produktif untuk mendampingi pengobatan,” ucap Arianie melanjutkan.
Sementara dokter dari Universitas Sebelas Maret, Solo, sekaligus motivational coach, Rum Martini menyampaikan kepada keluarga pasien untuk berhenti menyalahkan diri sendiri.
“Ketika ada diagnosis (thalassemia) untuk buah hati, ini sesuatu yang sangat berat. Seakan-akan sebuah ancaman, akibatnya ada perasaan melawan, menghindari sehingga bisa saling menyalahkan,” ujar Martini.
“Ketika ada perasaan bersalah, kita bisa menarik diri yakni dengan berhenti dulu untuk tenang,” ucap Martini melanjutkan.
Baca Juga: Kisah di Balik Keindahan Taj Mahal, Bukti Nyata Cinta Abadi Sang Raja kepada Istrinya
Menurutnya ketika dalam kondisi tenang kita jadi lebih mudah dalam mengubah pola pikir. Perlahan melihat keadaan seapaadanya, dan mulai menilai ulang hikmah apa yang bisa diambil dari kejadian tersebut.
“Lihatlah bahwa kondisi ini bukanlah musibah, meskipun keadaan saat ini bukan yang anda inginkan. Ketika anda bisa berpikir demikian, cobalah untuk mengikhlaskan semuanya,” tutur Martini.
Beliau juga mengatakan bahwa hal itu memang tidak mudah dilakukan dan akan diiringi dengan keadaan up and down.
Martini mengungkapkan jika menerima buah hati yang menderita thalassemia bagi sebagian orang tua tidaklah mudah.