Self Healing: Mindset Mengubah Diri dan Cara Menyembuhkan Luka Batin

- 2 Januari 2022, 13:37 WIB
Self Healing: Mindset Mengubah Diri dan Cara Menyembuhkan Luka Batin
Self Healing: Mindset Mengubah Diri dan Cara Menyembuhkan Luka Batin /pixabay/ ddimitrova/

ZONABANTEN.com - Banyak orang mendefinisikan self healing sebagai cara untuk merefresh diri. Dengan melakukan hal-hal yang disenangi yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Namun, sebenarnya makna self healing sangat luas. Bukan sekedar membuat hidup Anda semakin berwarna, akan tetapi juga dapat mengubah diri dan menyembuhkan luka hati.

Self healing merupakan salah satu cara terbaik dalam mengubah mindset dan cara berpikir seseorang. Sehingga dapat mengobati mental dan psikologis seseorang secara perlahan.

Semua orang tentu pernah merasakan luka hati. Baik karena ditolak oleh seseorang, perusahaan, sekolah, Universitas, dan lain-lain.

Baca Juga: Berikut Cara untuk Membangun Self Love, Kunci Hidup Damai Bahagia

Luka yang disebabkan oleh keinginan yang diambil orang lain, atau karena diri sendiri yang terlalu lambat untuk menjemputnya.

Luka yang menyisakan sakit berkepanjangan, hingga mengira bahwa luka tersebut tidak akan dapat hilang selamanya.

Luka hati yang dibiarkan tanpa diobati akan memicu timbulnya emosi-emosi negatif. Hingga puncaknya membuat seseorang benci terhadap dirinya sendiri.

Sampai muncul pertanyaan-pertanyaan aneh akan diri sendiri, “Aku memang tidak berguna” atau “Kenapa hidupku begini-begini saja” atau “ Apa ada orang yang mau berteman denganku, yang tidak memiliki manfaat sama sekali bahkan pada diri sendiri” dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Simak Nasib Ponsel BlackBerry di Tahun 2022, Apakah Masih Bisa Digunakan?

Jika Anda memiliki luka hati yang belum sembuh, dan membuat Anda benci terhadap diri sendiri. Maka Anda perlu menjalani pengobatan.

Semua kasus diatas dapat terjadi pada seseorang karena ia mengalami self loathing. Atau yang biasa disebut kritik ekstern terhadap diri sendiri.

Merasa semua yang dilakukan selalu salah, dan tidak ada manfaatnya sama sekali. Padahal bukan demikian.

Selalu merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk mendapatkan hal-hal baik dalam hidup, tidak pantas mendapatkan teman, tidak pantas mendapatkan juara, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sejarah Baru! 10 Orang Sekaligus Merayakan Tahun Baru di Luar Angkasa

Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa seseorang bisa dibenci oleh dirinya sendiri? Dan mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Pasti jawabannya adalah psikolog, karena psikolog dapat membantu Anda menyelesaikan hal tersebut.

Luka yang terlalu mendalam memang sulit untuk disembuhkan, akan tetapi tidak ada salahnya jika Anda mencobanya melalui diri Anda sendiri.

Berdasarkan sebuah riset yang dilakukan oleh ahli psikolog, luka hati dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

Pertama, karena kejadian yang menyakitkan atau trauma, baik itu secara fisik, emosional atau seksual. Kedua, karena ekspektasi dan harapan Anda yang terlalu tinggi.

Baca Juga: SM Town Debutkan Unit Baru di SMCU EXPRESS

Sebagai manusia memiliki harapan yang tinggi adalah wajar. Namun terkadang harapan seseorang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Sehingga ketika ia gagal rasa kecewa yang didapatkan akan lebih tinggi dari pada harapan yang biasa. Sebab, semakin tinggi ekspektasi seseorang, maka semakin rentan ia untuk merasa sedih saat hal tersebut tidak tercapai.

Ketiga, karena sifat perfeksionis. Ketika seseorang memiliki sifat perfeksionis ia akan cenderung untuk tidak menerima kesalahan sekecil apapun, termasuk kesalahan diri sendiri.

Sebab, menurut orang yang perfeksionis kesalahan kecil adalah sebuah kegagalan. Sesuatu yang memalukan dan menurunya orang lain akan merendahkannya karena hal tersebut.

Keempat, karena sering membandingkan diri dengan orang lain. Selalu update dengan pencapaian orang lain. Namun, tidak berusaha membuat perubahan pada diri sendiri untuk menjadi lebih baik.

Saat keempat luka tersebut berkumpul dalam hati seseorang, ia akan merasakan bahwa dirinya tidak berharga, tidak bermanfaat, dan akhirnya benci terhadap diri sendiri.

Baca Juga: Egy Maulana Vikri Beri Respon Luar Biasa Usai Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020, PSSI: Terima Kasih

Berdasarkan penelitian, kesulitan untuk menerima diri sendiri justru akan cenderung merusak well-being diri sendiri. Hingga akan berdampak pada rusaknya kesejahteraan psikologis seseorang.

Setiap penyakit dan lukan tentu memiliki obatnya, hanya saja mau atau tidak untuk mencarinya. Luka di atas dapat terobati oleh beberapa hal.

Salah satu cara mengobati luka batin adalah self healing, atau proses penyembuhan luka batin yang dilakukan oleh diri sendiri.

Bagi Anda yang benci terhadap diri sendiri, self healing yang tepat adalah self-acceptance. Yaitu penerimaan diri sendiri secara utuh, terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Baca Juga: Wah! Kucing Jadi Penyebab Kebakaran dari Lebih 100 Rumah di Korea Selatan

Hal ini dapat dilakukan dengan lebih obyektif saat menilai diri sendiri. Menerima rasa sakit hati, menerima kekalahan, dan lain-lain.

Tentunya dengan catatan setiap Bunga tidak selalu mekar bersamaan. Mungkin saat ini adalah giliran teman Anda untuk menang, bisa jadi bulan depan atau tahun depan adalah giliran Anda.

Cara berikutnya agar Anda dapat menerima diri sendiri adalah self-distancing, atau menjaga jarak dengan diri sendiri.

Ini merupakan teknik untuk meredam kritik dari diri sendiri. Caranya dengan mengambil sudut pandang orang ketiga saat dirimu melakukan kritik pada diri sendiri.

Misalnya saat nilai Anda tidak menduduki nomor pertama. Sudut pandang orang kedua mungkin akan mengatakan bahwa Anda telah gagal untuk mendapatkan nilai teratas.

Baca Juga: Pecinta Otomotif Merapat! Range Rover Sport Generasi Baru Rilis Akhir Tahun 2022

Namun, saat Anda menggunakan sudut pandang orang ketiga, Anda akan merasa bahwa nilai tersebut cukup bagus karena di atas rata-rata. Jika ingin mendapatkan nilai teratas berarti harus belajar lebih dari yang biasa dilakukan.

Perlu Anda tahu bahwa, proses menerima diri sendiri membutuhkan waktu dan memang tidak semudah kata-kata ini ditulis. Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba.

Jika semua hal di atas menurut Anda kurang efektif, maka segera pergi ke psikolog untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Youtube satu persen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x