KCBI Serukan Perempuan Indonesia Jaga Budaya Berkain Dan Etika Berbusana

- 10 Maret 2021, 07:55 WIB
 Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) mencoba untuk mengambil peran didalamnya dengan berjuang mengembalikan citra jati diri budaya agar tidak hilang tergerus zaman.
Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) mencoba untuk mengambil peran didalamnya dengan berjuang mengembalikan citra jati diri budaya agar tidak hilang tergerus zaman. /KCBI
 
ZONA BANTEN - Kuatnya arus budaya asing diera modernisasi teknologi saat ini menjadi sorotan para pengrajin kain Indonesia, karena hal ini berpotensi menghilangkan budaya nusantara sebagai warisan leluhur, salah satunya adalah budaya menggunakan kain yang mulai ditinggalkan perempuan Indonesia karena dianggap kuno atau tidak modern.
 
Hal menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan kain Indonesia. 
 
Stigma klasik alias tradisional dan kurangnya trend modernisasi menjadi faktor berkurangnya para pemakai kain. Bahkan bisa dikatakan budaya berkain yang diwariskan turun - temurun itu sudah hampir tergerus jaman yang bisa berdampak pada ekonomi kehidupan para pengrajin kain.
 
 
Menyikapi permasalahan tersebut, Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) mencoba untuk mengambil peran didalamnya dengan berjuang mengembalikan citra jati diri budaya agar tidak hilang tergerus zaman. 
 
Ketua Umum Komunitas Cinta Berkain Indonesia Sita Hanimastuty mengatakan komunitas yang dibentuknya bersama para perempuan tangguh sejak tujuh tahun lalu itu akan terus berkiprah dan mengambil peran dalam mensosialisasikan budaya berkain nusantara agar dicintai dan disukai kalangan milenial.
 
 
Sita menjelaskan, kegiatan KCBI bukan hanya melestarikan budaya berkain dinusantara melainkan juga memberikan edukasi dalam berbusana agar wanita-wanita Indonesia masih bisa mencerminkan budaya ketimuran yang sudah mulai hilang terkontaminasi budaya impor.
 
“Diusianya yang ke 7 tahun ini, KCBI menaruh harapan besar, khususnya yang telah berdiri dibeberapa kota besar seperti Lombok, Bali, Malang, bandung, Bogor dan lainnya, agar lebih berperan aktif dan kreatif untuk terus-menerus mensosialisasikan program ini, yang tentunya juga memberikan dukungan kepada pemerintah dalam menjaga kesehatan negeri dengan kegiatan positif ditengah pandemi,” ujar Sita saat perayaan HUT KCBI ke-7 di Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa, 9 Maret 2021.
 
 
Menurut Sita, KCBI adalah pelopor penggiat cinta berkain nusantara yang telah berkiprah bukan hanya di Indonesia melainkan juga di mancanegera seperi Perth Australia dan San Francisco Amerika Serikat.
“Setelah ini kami akan segera membangun dinegara-negara Eropa yang berkaitan dengan cinta budaya sesuai Visi Misi KCBI,” katanya.
 
Ketua Satu KCBI Dyah Sudiro menambahkan, kegiatan yang mereka lakukan ini juga sebagai bentuk tanggungjawab estetika dan budaya yang harus dijaga bersama-sama perempuan Indonesia lainnya.
 
 
“Bahwa kegiatan ini adalah sebagai bentuk tanggungjawab Estetika dan budaya kita bersama sebagai Perempuan Indonesia untuk meneruskan dan meluruskan jati diri budaya bangsa sebagai khasanah kekayaan asli Indonesia,” katanya.
 
Dyah berharap budaya berkain akan terus tertanam dibenak generasi muda milenial pasalnya mereka adalah para penerus budaya Indonesia.
 
“Budaya berkain harus tetap ditanamkan generasi muda, kaum milenial sebagai pewaris dan penerus. KCBI mengajak para perempuan, wanita Indonesia untuk turut ambil bagian dan berkontribusi dengan menggunakan kain nusantara sebagai wujud rasa cinta produk buatan Indonesia yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian para pengrajinnya,” ujar Diah.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: KCBI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x