Riset Mitigasi dan Penanganan Bencana dari LIPI dan Beberapa Alat Temuan LIPI yang Membantu Saat Bencana

- 9 Maret 2021, 18:27 WIB
Riset Mitigasi dan Penanganan Bencana dari LIPI dan Beberapa Alat Temuan LIPI yang Membantu Saat Bencana
Riset Mitigasi dan Penanganan Bencana dari LIPI dan Beberapa Alat Temuan LIPI yang Membantu Saat Bencana /LIPI

ZONA BANTEN - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset terhadap bencana alam.

Riset ini dilakukan karena Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi bencana.

Di awal bulan Januari hingga tanggal 26 saja tercatat 221 bencana yang terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu, LIPI melakukan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Kamis 4 Maret 2021.

Laksana Tri Handoko, selaku Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), juga menghadiri rapat tersebut.

Baca Juga: Berita Banyaknya Data Meninggal Penerima Vaksin Covid-19 Dibantah Komnas KIPI

“Mengingat tingginya ancaman bencana di Indonesia maka LIPI tergerak untuk melakukan penelitian terkait bencana pada spektrum yang luas. LIPI fokus melakukan penelitian pada tiga aspek yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, dan penanganan pasca bencana,” ujar Handoko dalam rapat itu seperti yang dikutip artikel pada situs resmi LIPI.

Handoko juga menyampaikan bahwa riset yang fundamental sangat penting sebagai dasar untuk melakukan mitigasi bencana dengan lebih baik.

“Mitigasi juga dapat dilakukan sesuai dengan karakter lokasi potensi bencana dan potensi resikonya, sehingga mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih baik,” ujarnya menambahkan.

Dalam pemaparannya Handoko mengungkapkan beberapa teknologi dan mitigasi bencana yang telah diteliti dan dikembangkan oleh LIPI. Salah satunya adalah teknologi Drainase Siphon dan LIPI Wiseland.  

“Teknologi Drainase Siphon adalah bagaimana mengubah aliran air yang ada dibawahnya, sehingga tidak mengganggu bidang luncur yang berpotensi menimbulkan longsor dikemudian hari,” ujar Handoko menjelaskan.

Dengan memahami aliran air yang ada, Handoko berpendapat bencana longsor dapat dicegah.

Baca Juga: Berita Banyaknya Data Meninggal Penerima Vaksin Covid-19 Dibantah Komnas KIPI

“LIPI Wiseland hadir untuk  pencegahan bencana longsor, sebab teknologi ini mampu memantau ancaman tanah longsor yang berbasis pada sensor nirkabel. teknologi ini dapat digunakan sebagai peringatan dini terhadap bencana longsor,” ujar Handoko menjelaskan teknologi yang lainnya.

Aspek riset dari pengelolaan bencana ini sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 93 tahun 2019, tentang penguatan dan pengembangan sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Oleh karena itulah semenjak 2015 sampai 2030 nanti, LIPI sebagai lembaga penelitian mengemban dua tugas: memahami risiko bencana serta meningkatkan manajemen risiko.

Dengan pelaksanaan kedua tugas ini, diharapkan dapat mengurangi risiko dan kerugian yang timbul secara signifikan jika terjadi bencana.

“Ternyata, beberapa kali kejadian tsunami di Indonesia memiliki short lead-time tsunami yang cukup pendek yaitu kurang dari 10 menit,” ujar Handoko menegaskan.

Handoko juga menjelaskan bahwa short lead time tsunami adalah jarak waktu terjadinya gempa dengan kejadian tsunami.

Kondisi tersebut terjadi di Aceh, Selat Sunda, dan Palu. Handoko pun berharap dengan adanya pengetahuan ini, mitigasi bencana dapat dilakukan lebih baik dan disesuaikan dengan kejadian sebelumnya.

Baca Juga: Ada Imbalan Rp100 Juta Bagi Kader Demokrat yang Hadiri KLB Deli Serdang? Max Sopacua: Saya Kira Tidak

Handoko juga menjelaskan bahwa sebagian besar identifikasi patahan atau sesar belum diverifikasi dengan melakukan penelitian dilapangan.

Penelitian ini dapat dilakukan melalui eksplorasi maupun penelitian di laboratorium.

“Sayangnya sampai saat ini baru dilakukan melalui pemetaan dengan citra satelit atau radar,” ujar Handoko.

Selain gempa dan tanah longsor LIPI juga melakukan penelitian terkait bencana gelombang laut.

Berdasarkan Penelitian tersebut sangat penting karena Indonesia dikelilingi oleh laut dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia juga sangat banyak yang berhubungan dengan laut.  

"Melalui penelitian yang dilakukan dapat dibuatkan informasi peringatan mengenai jalur jalur laut yang aman.” ujar Handoko.

“Informasi ini dapat memberikan kewaspadaan kepada para pengguna laut untuk mengurangi angka kecelakaan di laut,” ujar Handoko menerangkan lebih lanjut.

Baca Juga: Sri Mulyani Unggah Cuplikan Game Dragon Ball FighterZ untuk Menjelaskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional

Untuk penanganan bencana, LIPI juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih dan pengalengan makanan.  

LIPI menawarkan teknologi ‘Banyumili’ untuk ketersediaan air bersih pada daerah yang terdampak bencana.

“Seperti kita ketahui, air bersih merupakan suatu kebutuhan yang sulit untuk dipenuhi pada daerah yang sedang terdampak bencana. Selain itu berbagai makanan juga telah berhasil dikemas oleh LIPI sehingga menjadi praktis untuk didistribusikan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat korban bencana,” ujar Handoko.

Di akhir presentasinya Handoko mengutip ungkapan dari Adrin Tohari, selaku seorang peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

“Mitigasi bencana yang efektif perlu berbasis pada ilmu pengetahuan dan kearifan lokal karena sejatinya sejak dahulu para leluhur kita hidup berdampingan secara harmonis dengan alam, dengan memperhatikan gejala dan tanda tanda dari alam,” ujar Handoko.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: LIPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x