ZONA BANTEN- PMS atau sindrom pramenstruasi atau prahaid sering dialami oleh banyak wanita.
PMS adalah kumpulan gejala fisik dan emosional yang terjadi setelah ovulasi dan sebelum dimulainya periode menstruasi.
Banyak wanita yang merasakan nyeri dan kram perut saat PMS. Sehingga masa PMS bagi sebagian wanita rasa sakit akibat PMS adalah momok menakutkan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akhirnya Cabut Lampiran Perpres 10/2021
Seringkali saat berada dalam periode PMS, wanita akan terlihat badmood atau mudah terpancing emosinya.
Di lansir dari womenshealth.gov, para peneliti berpendapat bahwa PMS terjadi pada hari-hari setelah ovulasi. Hal itu dikarenakan kadar estrogen dan progesteron mulai turun drastis jika Anda tidak hamil.
Baca Juga: Waspada! Gejala Hilang Penciuman & Rasa pada Covid-19 Bisa Bertahan Hingga Lima Bulan, Kata Penelitian Terbaru
Gejala PMS biasanya akan hilang dalam beberapa hari setelah hari pertama menstruasi wanita. Karena kadar hormon mulai meningkat kembali.
Beberapa wanita mengalami menstruasi tanpa tanda-tanda PMS atau hanya gejala ringan. Akan tetapi lebih banyak wanita yang mengalaminya.
Gejala PMS mungkin sangat parah bagi yang lain sehingga sangat mengganggu dan menyulitkan.
Baca Juga: Meski Penyakit Langka, Tetapi Diagnosis Pasien dan Pengobatan Tak Boleh Ikut Langka di Indonesia
Jika gejala PMS yang dirasakan sangat parah, maka kamu perlu waspada, karena itu merupakan salah satu tanda gangguan disforik pramenstruasi atau PMDD.
Ketika menstruasi tak lagi datang maka PMS akan hilang, contohnya pada wanita menopause.
***