Miliki Risiko Kematian Lebih Tinggi, Ini Gejala Infeksi Virus Nipah yang Hampir Mirip Corona dan Pencegahanya

- 27 Januari 2021, 15:56 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /mattthewafflecat/Pixabay

ZONA BANTEN - Di tengah pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman dengan angka kasus yang masih bertambah, bahkan di Indonesia penularan Covid-19 telah mencapai lebih dari 1 juta kasus, kini muncul ancaman baru virus Nipah yang berasal dari Negeri Jiran Malaysia.

Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999 di kalangan peternak babi di Malaysia dan tidak ada laporan wabah setelah tahun tersebut.

Pada tahun 2001, virus Nipah ditemukan di Bangladesh dan secara berkala diidentifikasi di India bagian timur.

Baca Juga: Sinopsis Film Point Break: Bak Robinhood, Uang Hasil Curian Dibagikan ke Rakyat Miskin, Tayang di Trans TV

Meskipun menjadi wabah di kalangan peternak babi, reservoir alami dari virus ini adalah kelelawar Pteropus dan beberapa spesies kelelawar yang ditemukan di Indonesia, Madagaskar, Kamboja, Filipina, Thailand dan Ghana.

WHO memperkirakan tingkat kematian akibat infeksi virus Nipah berkisar pada 40 hingga 75 persen. angka ini bisa berbeda tergantung dari wabah dan kemampuan lokal dalam menangani wabah ini.

Beberapa gejala yang menunjukkan infeksi virus Nipah antara lain yaitu:

Baca Juga: Pengetatan Covid-19, Sejumlah Pejabat Jepang Malah Nekat Clubbing, Perdana Menteri Yoshihide Suga Meminta Maaf

- Infeksi saluran pernapasan

- Demam

- Sakit kepala

- Nyeri otot

- Muntah

- Sakit tenggorokan

- Kesadaran yang berubah

- Pusing

Baca Juga: Demi Saingi TSMC, Samsung Investasi Lebih dari 10 Miliar Dollar untuk Bangun Pabrik Chip di AS

Gejala lain yang patut diwaspadai karena menandakan infeksi yang parah:

- Pneumonia atipikal

- Infeksi pernapasan akut

- Kejang

- Koma

- Ensefalitis atau radang otak

- Kematian

Karena risiko tingkat kematian yang lebih tinggi dibanding dengan Covid-19, virus Nipah menjadi perhatian WHO sejak tahun 2018 dengan memasukannya dalam daftar prioritas untuk penelitian dan pengembangan.

Baca Juga: Fakta Alzheimer: Penyakit yang Tidak Ada Obatnya, tapi Bisa Dicegah

Selain itu, saat ini belum ada obat dan vaksin untuk virus Nipah.

Satu-satunya perawatan yang diberikan kepada orang yang terinfeksi virus ini adalah perawatan suportif. Untuk itu, Anda wajib mewaspadai virus yang menjadi ancaman pandemi di tengah wabah Covid-19.

Berikut ini adalah beberapa kiat untuk mencegah penularan virus Nipah yang direkomendasikan oleh WHO:

  1. Mengurangi risiko penularan dari kelelawar ke manusia

Baca Juga: Jaehyun NCT Perankan Mahasiswa yang Ceria dan Cerdas untuk Drama 'Dear.M', Fans Antusias

Upaya pencegahan penularan sebaiknya difokuskan pada pengurangan akses kelelawar terhadap nira kurma dan produk pangan segar lainnya.

Menjauhkan kelelawar dari tempat pengumpulan getah dengan penutup pelindung akan sangat membantu.

Jus kurma yang baru dikumpulkan harus direbus, buah-buahan harus dicuci bersih dan dikupas sebelum dikonsumsi serta buah dengan tanda gigitan kelelawar harus dibuang.

  1. Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia.

Baca Juga: Virus Nipah Mengancam Jadi Pandemi Baru di Tengah Wabah Covid-19 yang Belum Usai

Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit dan selama prosedur penyembelihan atau pemusnahan.

Sebisa mungkin, orang harus menghindari kontak dengan babi yang terinfeksi. Di daerah endemik, ketika membangun peternakan babi baru, pertimbangan harus diberikan untuk keberadaan kelelawar buah di daerah tersebut dan secara umum, pakan dan kandang babi harus dilindungi dari kelelawar jika memungkinkan.

  1. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia.

Tutup kontak fisik yang tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi virus Nipah harus dihindari. Cuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: WHO.Int


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x