Anak Bandel Jangan DIpukul! Inilah 6 Cara Mengontrol Emosi Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

- 3 Januari 2021, 07:56 WIB
Potret Anak
Potret Anak /Pixabay

ZONABANTEN.com - Sebagai orang anda pasti tidak ingin anak kalian bandel dan tidak mau mengikuti hal baik yang kalian ajarkan.

Tidak jarang orang tua memarahi anaknya karena ia bandel dan tidak mau menurut.

Bahkan ada beberapa orang tua yang sampai memukul anak mereka, dengan alasan mendidik dan mendisiplinkannya.

Tapi apakah anda tahu, bisa jadi anak bandel adalah hasil dari cara pendekatan orang tua yang salah.

Bisa jadi karena cara mendidik, mengontrol emosi, atau bahkan contoh anda sebagai orang tua yang tidak benar atau cocok dengannya.

Baca Juga: Wow! Kalender Tahun 1971 Persis Sama dengan Kalender 2021 dalam Tanggalannya

Ingat ini, tidak semua anak bahkan orang bisa diperlakukan dengan cara yang sama.

Jika anda berhasil terdidik dengan cara yang keras oleh orang tua anda dimasa lalu.

Bukan berarti anak anda juga akan berhasil dengan cara yang sama.

Oleh karena itu anda harus mencari cara yang paling cocok untuk mendidik anak anda pada masa ini.

Sebagaimana Zonabanten.com melansir artikel Ringtimesbali.com yang berjudul "6 Cara Mengontrol Emosi Anak Agar Tidak Keras Kepala".

Inilah 6 Cara Mengontrol Emosi Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua:

1. Pahami Dinamika Pengaturan Diri

Seperti halnya pembelajaran awal yang diberikan orang tua. Sang anak harus terus dipantau dan diarahkan bagaimana cara memulai kehidupan dengan baik.

Meskipun sang anak memiliki antusias yang begitu tinggi, sebagai orang tua terus mendidik dan membelajari yang mana yang baik dan buruk.

Hal ini dilakukan agar terbiasa mandiri sehingga bisa mengontrol emosinya.

Intinya, ini dimulai dengan koregulasi yang meliputi, interaksi yang konsisten, kehangatan, dan responsif yang memberikan dukungan, serta pembinaan.

Jadi, apa yang dibutuhkan anak-anak untuk "memahami, mengekspresikan, dan memodulasi pikiran, perasaan, dan perilaku mereka

Baca Juga: Luar Biasa! Ini Manfaat Kopi Untuk Wanita, Diantaranya Membakar Lemak dan Menurunkan Resiko Diabetes

2. Menjadi Teladan yang Baik

Anak yang sudah mengerti kehidupan lingkungan sekitar mulai mengamati bagaimana kita sebagai orangtua mengelola emosi bahkan sebelum mereka mengalami emosi itu sendiri.

Jadi ingat, kemungkinan besar seorang anak akan mengambil satu atau dua keterampilan dari apa mereka lihat dari orang terdekat.

Faktanya anak lebih peka dari orang dewasa seperti nada suara, ekspresi wajah, dan postur tubuh jika sedang marah.

3. Melakukan Pendekatan

Sebagai orang terdekat dari sang anak kita harus tahu masalah apa yang ada dipikirannya sehingga anak tersebut emosi dan menangis.

Sebagai orang terdekat, kita harus memberi masukan yang halus serta dengan sentuhan agar si anak tersebut bisa mengontrol emosinya dan mengatakan apa sebenarnya yang terjadi.

Jadi, dengan pendekatan ini memberikan isyarat pada anak tersebut bahwa kita benar-benar peduli terhadap si anak tersebut.

4. Ajari Anak Sesuai Kondisinya

Sebagai orang terdekat kita selalu memberikan arah yang baik dan sesuai dengan keadaan anaknya.

Hal ini dilakukan agar anak bisa mengontrol emosinya dari apa yang dimiliki teman yang lainya.

Ketika anak-anak mulai mengalami emosi untuk pertama kalinya, mereka membutuhkan orang dewasa yang tidak menghakimi untuk membantu mereka.

Baca Juga: 5 Minuman Sehat ini Ampuh Turunkan Kadar Lemak Jenuh dan Kolesterol dalam Tubuh

5. Kenalkan Nama-nama Lingkungan

Menjalin komunikasi anak dengan baik adalah cara untuk meningkatkan kosa kata emosional mereka. Perasaan anak dan orang terdekat bisa nyambung sehingga bisa mengatur emosi.

Jika anak mulai emosi, selain beri sentuhan, salah satunya ialah selingi dengan ajari nama-nama hewan atau lainnya untuk meredakan emosi sang anak.

6. Gunakan Strategi Regulasi Emosional

Menemukan strategi pengaturan emosi yang paling cocok untuk anak adalah tentang percobaan, kesalahan, dan observasi.

Jika suatu saat kemarahan muncul, mereka cenderung menginginkan pelukan atau mundur ke sudut yang menenangkan.

Maka gunakan strategi kita sebagai orang terdekat agar si anak bisa mengontrol emosinya sendiri seperti main petak umpet dan bergurau.***(Tim Ringtime Bali 08/Ringtimes Bali)

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Ringtimes Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x