Kenali Gejala-Gejala Rape Trauma Syndrome (RTS) pada Korban Kekerasan Seksual

- 2 Desember 2020, 10:21 WIB
Ilustrasi Trauma
Ilustrasi Trauma /Freepik @Ipopba

ZONABANTEN.com -  Rape Trauma Syndrome (RTS) adalah trauma psikologis yang dialami oleh korban perkosaan yang meliputi gangguan terhadap perilaku normal fisik, emosional, kognitif, dan interpersonal.

Rape Traum Syndrome atau yang selanjutnya akan disebut sebagai RTS ini pertama kali dijelaskan oleh perawat Ann Wolbert Burgess dan sosiolog Lynda Lytle Holmstrom pada tahun 1974. Keduanya menciptakan frasa ini untuk menggambarkan serangkaian gejala yang dialami korban kekerasan seksual.

RTS adalah sekumpulan tanda, gejala, dan reaksi psikologis dan fisik yang umum terjadi pada sebagian besar korban pemerkosaan segera setelah pemerkosaan, tetapi juga dapat terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya.

Korban pemerkosaan bisa jadi tidak menyadari bahwa mereka mengalami RTS namun ada beberapa gejala yang mungkin bisa dikenali. Gejala itu diantaranya sebagai berikut:

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma Pasca Bencana yang Efektif

  1. Mengalami Kembali Trauma
    Korban pemerkosaan mungkin berulang kali mengalami mimpi buruk tentang pemerkosaan, kilas balik, atau mungkin memiliki ketidakmampuan untuk berhenti mengingat pemerkosaan.

  2. Penarikan Sosial
    Gejala ini disebut 'mati rasa psikis' dan melibatkan tidak mengalami perasaan apa pun.

  3. Perilaku dan Tindakan Penghindaran
    Para korban mungkin ingin menghindari perasaan atau pikiran apa pun yang mungkin mengingat peristiwa-peristiwa tentang pemerkosaan.

  4. Karakteristik Fisiologis yang Meningkat
    Gejala ini dapat ditandai dengan respons terkejut yang berlebihan, kewaspadaan yang berlebihan, gangguan tidur, atau kesulitan berkonsentrasi.

Gejala lain yang mungkin muncul pada korban yang mengalami RTS diantaranya ada kecemasan yang berkelanjutan, perubahan suasana hati yang parah,  rasa tidak berdaya, ketakutan atau fobia yang terus-menerus, depresi, kemarahan, kesulitan tidur, kesulitan makan, penarikan diri lingkungan, kewaspadaan berlebihan, masalah seksual dan kesulitan berkonsentrasi.

Baca Juga: Paus Fransiskus Pastikan Upacara Pra Natal Tahun Ini Ditiadakan di Vatikan

RTS adalah serangkaian tahap yang umum dialami oleh korban kekerasan seksual. Terdapat tiga tahap RTS yaitu fase akut, fase penyesuaian dan fase resolusi. Gejala-gejala di atas termasuk dalam fase akut dimana pada tahap ini korban menampilkan berbagai perilaku tertentu sebagai reaksi dari kejadian pemerkosaan yang dia alami.

Fase penyesuaian sendiri adalah fase ketika individu melanjutkan apa yang tampaknya menjadi kehidupan "normal" nya tetapi sebenarnya di dalam dirinya ia masih menderita kekacauan dan tekanan.

Dalam fase ini korban biasanya melakukan coping dengan beberapa cara seperti berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa, dramatisasi kejadian pemerkosaan, supresi atau melakukan penyangkalan, mencoba mencari tahu mengapa pemerkosaan itu bisa terjadi pada dirinya hingga melakukan perubahan penampilan atau kebiasaan untuk lari dari rasa sakitnya.

Pada fase yang paling akhir, serangan yang dialami tidak lagi fokus utama kehidupan individu. Sementara dia mungkin menyadari bahwa dia tidak akan pernah melupakan serangan itu; rasa sakit  akan berkurang seiring waktu. Seringkali individu akan mulai menerima pemerkosaan sebagai bagian dari hidupnya dan memilih untuk melanjutkan hidup.

***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: www.kcrasc.org www.students.wustl.edu www.justice.gov


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x