ZONABANTEN.com - Hampir setiap tim memiliki setidaknya satu orang yang memiliki tipe kepribadian dominan. Biasanya mereka selalu termotivasi dalam persaingan, kemanangan, dan pencapaian hasil.
Tipe kepribadian dominan sering terlihat memerintah dan percaya diri. Tak jarang mereka juga bisa menjadi keras kepala, agresif, dan langsung ke intinya.
Bagi rekan tim lainnya, tipe dominan dianggap terlalu mengontrol, menuntut, sulit dihadapi, serta berkeinginan kuat sehingga membuat tidak nyaman.
Kalau Anda familiar dengan situasi ini, jangan khawatir. Kabar baiknya adalah Anda tidak harus selalu menyerah dan pasrah, walau itu memang watak alami Anda.
Baca Juga: Berikut 5 Cara Kerja Produktif, WFH Jadikan Kesempatan Mengatur Waktu Terbaik Bekerja
Jika Anda ingin sukses dalam kehidupan kerja, maka penting untuk belajar bekerja sama dengan kepribadian yang berbeda dari Anda, termasuk tipe dominan.
Dikutip ZonaBanten.com dari Psychology Today, berikut adalah 6 cara bekerja sama yang efektif dengan tipe dominan.
1. Fokus pada "apa", bukan "bagaimana"
Tipe kepribadian yang dominan berorientasi pada tugas. Mereka lebih peduli dengan hasil, bukan proses.
Saat berbicara dengan mereka, fokuslah pada fakta konkret dan nyata. Memilih untuk membuat pernyataan atau saran langsung daripada mendekati percakapan sebagai sesi curah pendapat.
Misalkan berbicara tentang bagaimana proposal Anda akan memengaruhi laba dan hasil yang diharapkan.
2. Hindari obrolan ringan
Tipe kepribadian yang dominan bekerja berdasarkan urgensi dan menghargai efisiensi. Mereka adalah tipe rekan kerja yang harus Anda hindari basa-basi dan langsung ke intinya.
Misalnya, hilangkan frasa, seperti "Bagaimana kabarmu?" atau "Saya harap Anda baik-baik saja," dari awal chat atau pesan email Anda.
Demikian pula, saat sedang bekerja. Langsung saja masuk ke agenda rapat Anda dan kurangi bercanda. Jangan buang waktu mereka untuk mengulangi detail, atau membangun poin Anda.
Baca Juga: 7 Cara Tingkatkan Aktivitas Otak dan Daya Ingat, Agar Dapatkan Produktivitas Kerja yang Lebih Baik
3. Beri mereka kebebasan
Untuk mempengaruhi tipe kepribadian yang dominan, Anda harus memahami apa yang memotivasi mereka, yaitu pencapaian dan kontrol.
Semakin Anda dapat memberi ruang untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara mandiri, mereka akan semakin efektif.
Kepribadian yang dominan menghargai otonomi, jadi jangan heran jika tatap muka singkat atau tidak ada sama sekali.
Sebelum mendelegasikan ke kepribadian yang dominan, pastikan area otoritas didefinisikan dan diartikulasikan dengan jelas.
Fokuskan pada tujuan jangka panjang yang berani dan ambisius untuk membuat mereka tetap termotivasi meraih hasil yang lebih tinggi secara konsisten.
4. Soroti bagian yang perlu ditingkatkan dengan cermat
Saat memberikan umpan balik kepada orang seperti ini tentang kinerja mereka, fokuslah pada bagaimana perubahan perilaku yang Anda minta akan membantu mereka mencapai tujuan dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Baca Juga: Bolehkah Seorang Wanita Bekerja di Luar Rumah? dan Apa Syaratnya?
Anda juga dapat menggunakan perbandingan sebagai cara untuk memotivasi secara konstruktif mereka yang memiliki gaya dominan.
Misalnya, sorot pesaing yang berkinerja lebih baik sebagai cara untuk memberi energi kepada mereka untuk meningkatkan.
5. Isi celahnya
Tim yang sehat dan produktif membutuhkan perpaduan kepribadian. Jika Anda bekerja bersama dengan kepribadian yang dominan, tingkatkan perilaku mereka dengan menjadi pendukung mereka.
Tipe dominan cenderung inovatif dan progresif, sehingga dapat mengabaikan risiko dan bertindak terlalu cepat.
Jika Anda cenderung menjadi pembuat keputusan yang lebih berhati-hati dan disengaja, Anda dapat memasukkan stabilitas dan alasan ke dalam prosesnya.
Demikian juga, Anda bisa menjadi orang yang memecah rencana ambisius menjadi spesifik dan memandu implementasi yang sebenarnya.
Baca Juga: Lelah Bekerja Seharian Hingga Buat Leher Nyeri? Ini 4 Cara Mengatasinya
6. Jangan mengambil peran mereka secara pribadi
Tipe kepribadian yang dominan mungkin merespons dengan singkat. Ingatlah bahwa kekasaran mereka tidak berarti mereka marah, kesal, atau menolak Anda.
Ketahuilah bahwa jika mereka mengajukan pertanyaan tajam kepada Anda, itu karena mereka melibatkan Anda, bukan karena mereka kurang percaya.
Harapkan singkatnya interaksi Anda, dan pahami bahwa itu adalah bagian dari pola perilaku normal mereka—bukan cerminan dari kecukupan Anda.***