Diantaranya Demam dan Nyeri, Ketahui Efek Samping Vaksin Covid-19 serta Amankah bagi Ibu Hamil?

25 Desember 2020, 12:39 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /pexels/cottonbro

ZONABANTEN.com - vaksin Covid-19 Pfizer dapat dikatakan aman, begitu pula dengan vaksin dari Moderna, vaksin tersebut tidak menunjukkan ada masalah keamanan yang serius.

Namun demikian kemungkinan untuk mendapat efek samping dari vaksin Covid-19 masih bisa Anda alami seperti halnya vaksinasi lainnya.

Efek dari vaksin Covid-19 ini seperti yang disebutkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) antara lain: nyeri dan bengkak di lokasi suntikan, demam, menggigil, lelah dan sakit kepala.

Baca Juga: 5 Tips Merawat Keladi Agar Sehat Dan Tidak Mudah Patah

"Efek samping vaksin COVID-19 lainnya mungkin termasuk nyeri otot dan nyeri sendi, Dari apa yang kami ketahui, sebagian besar efek samping kemungkinan besar akan muncul dalam satu atau dua hari pertama setelah menerima vaksin, tetapi mungkin berpotensi muncul kemudian,” kata wakil presiden program farmasi dan layanan diagnostik di ZOOM+Care, Thad Mick, Pharm dilansir dari Shape.

Gejala yang ditimbulkan tersebut terbilang mirip dengan gejala Covid-19. Menurut dokter anak di California, Richard Pan menyebut bahwa vaksin merangsang sistem kekebalan untuk melawan virus.

mRNA dari vaksin tidak secara permanen memengaruhi sel Anda maka dari itu berarti vaksin Covid-19 tidak berarti memberi Anda Covid-19.

Baca Juga: Idol Korea ini Ternyata dari Indonesia, Dita Karang Member Secret Number Ulang Tahun Hari Ini

Sebaliknya, mRNA hanyalah cetak biru sementara dari lonjakan protein yang terletak di permukaan virus.

“Cetak biru ini sangat rapuh, oleh karena itu vaksin harus disimpan dalam suhu yang sangat dingin sebelum digunakan,” kata Pan.

Nantinya, tubuh menghilangkan cetak biru itu setelah Anda divaksinasi, namun tetap antibodi yang Anda kembangkan sebagai respons akan tetap ada.

Kendati demikian, CDC menyatakan perlu lebih banyak data untuk mengonfirmasi berapa lama antibodi yang dibangun dari vaksin Covid-19 akan bertahan.

Baca Juga: Wali Kota yang Baru Dilantik Menjadi Menteri oleh Jokowi Ini Sekarang Diminta Mundur?

Untuk diketahui seberapa umum efek samping vaksin Covid-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) masih mengevaluasi data tentang pertanyaan tersebut yang mungkin terjadi pada populasi umum.

Pan juga mengatakan, saat ini informasi dari Pfizer dan Moderna mengenai uji klinis skala besar mereka menunjukkan sejumlah kecil orang akan mengalami gejala yang signifikan.

Namun gejala tersebut  sifatnya sementara setelah menerima vaksin COVID-19.

Melansir dari Antara, Uji coba Moderna menunjukkan, ada sebanyak 2,7 persen orang alami nyeri di tempat suntikan setelah dosis pertama. Kemudian setelah dosis kedua yang diberikan empat minggu setelah suntikan pertama tercatat sekitar 9,7 persen orang mengalami kelelahan.

Baca Juga: Mengejutkan! Fakta Terbaru Sebutkan Pasien Covid-19 Berpotensi Alami Disfungsi Ereksi

Selain itu, sebanyak 8,9 persen melaporkan nyeri otot, 5,2 persen mengalami nyeri sendi, 4,5 persen melaporkan sakit kepala, 4,1 persen mengalami nyeri, dan 2 persen mengalami kemerahan di tempat suntikan.

Efek tersebut juga tak jauh berbeda dengan vaksin Covid-19 Pfizer. Hasil uji coba memperlihatkan, sebanyak ada 3,8 persen orang melaporkan kelelahan dan setelah dosis kedua yang diberikan tiga minggu setelah suntikan pertama 2 persen mengalami sakit kepala.

Sementara pada yang lain, kurang dari 1 persen orang dalam uji klinis melaporkan demam dan sejumlah kecil partisipan uji yakni 0,3 persen melaporkan pembengkakan kelenjar getah bening yang umumnya sembuh dalam 10 hari setelah vaksinasi.

Baca Juga: Waspada, Angka Kasus Corona Akhir Tahun Meningkat, Ketua Satgas Covid-19 Keluarkan Himbauan Ini

Meski efek samping itu bersifat sementara dan tampak tidak terlalu umum, hal ini juga bisa jadi cukup signifikan sehingga beberapa orang mungkin perlu istirahat setelah divaksinasi menurut Pan.

Si samping itu, FDA menyatakan individu dengan riwayat reaksi alergi parah misalnya anafilaksis tidak boleh divaksinasi sementara ini dikarenakan ada kekhawatiran tentang reaksi alergi terhadap vaksin Covid-19 Pfizer.

Lalu apakan vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil?

Walau memang belum ada uji pada ibu hamil, Para ahli kesehatan menyatakan hanya ada sedikit alasan berpikir bahwa vaksin COVID-19 berbahaya untuk ibu hamil atau menyusui.

Baca Juga: Segera Tobat! Dosa Besar Ini Penyebab Rezeki Seret

Vaksin yang dikembangkan Pfizer, BioNTech dan Moderna tiak mengandung virus corona, melainkan mengandung molekul atau yang disebut mRNA, mRNA ini tidak dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh.

"Tidak ada data, meskipun secara ilmiah, kami pikir sangat tidak mungkin memiliki efek berbahaya," menurut asisten profesor ilmu kebidanan, ginekologi dan reproduksi di University of California, San Francisco, Dr. Stephanie Gaw, seperti dikutip dari Livescience.

Namun anda perlu tahu, penelitian menunjukkan kehamilan dapat meningkatkan risiko COVID-19 yang parah, masuk ICU dan kematian akibat virus, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
Baca Juga: Apa itu Ghosting & Gabut? Cek 10 Kata-kata yang Paling Banyak Dicari Sepanjang Tahun 2020

Serta risiko tertular Covid-19 saat hamil kemungkinan lebih besar daripada risiko potensial dari vaksin menurut Ketua Departemen Ginekologi dan Kebidanan di Emory University School of Medicine di Georgia, Denise Jamieson.

Jamieson juga mengatakan, sebelum vaksinasi Anda harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan vaksinasi selama kehamilan di tengah banyaknya pro dan kontra.

Dan untuk memutuskan segera mendapatkan vaksinasi atau menunggu lebih banyak data (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) berencana melakukan survei pada wanita hamil yang menerima vaksin).

Baca Juga: Wah! Baru Menjabat, Menteri Agama Ingin Afirmasi Hak Beragama Warga Syiah dan Ahmadiyah

Sementara itu, penelitian pada tikus yang dilakukan Moderna menunjukkan vaksin Covid-19-nya aman sebelum dan selama kehamilan hewan pada kecil tersebut.

Berdasarkan data yang diserahkan ke FDA menunjukkan pemberian vaksin kepada tikus sebelum kawin atau selama kehamilan tidak mengubah sistem reproduksi mereka.

Pemberian vaksin tersebut juga tidak memengaruhi perkembangan embrio atau janin, ataupun mengganggu perkembangan bayi tikus setelah lahir.

Baca Juga: Wow! Anjing Jenis Ini Bisa Deteksi Covid-19 Akurat 100 Persen!

Namun salah satu gejala yang tetap harus diwaspadai selama kehamilan khususnya adalah demam setelah vaksinasi, karena demam tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran.

Jika Anda alami demam nantinya, obat penurun demam acetaminophen bisa Anda dikonsumsi dan aman selama kehamilan.

Akan tetapi meski para ilmuwan telah menduga vaksin Covid-19 aman digunakan selama kehamilan, hal ini masih perlu dikonfirmasi.

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Belum Cair? Adukan di Link ini, Ada Perubahan Situs Prakerja.go.id

The New York Times mengungkapkan, beberapa uji klinis pada orang hamil diharapkan akan dimulai pada Januari.

Rencana tersebut sangat diharapkan pastinya, sebab hanya uji klinis yang dapat menjawab pertanyaan apakah vaksin Covid-19 lebih atau kurang efektif pada orang hamil.

Belum dapat diketahui apakah atau bagaimana perubahan seperti sistem kekebalan yang dapat berubah selama kehamilan untuk mencegah tubuh menolak janin yang sedang tumbuh dapat memengaruhi seberapa baik vaksin Covid-19 bekerja pada berbagai tahap kehamilan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler