Dirty Vote: Sebuah Film yang menggambarkan bobroknya Pemilu

- 12 Februari 2024, 00:00 WIB
Film Dirty Vote: Sebuah Film yang menggambarkan bobroknya Pemilu.
Film Dirty Vote: Sebuah Film yang menggambarkan bobroknya Pemilu. /FloresTerkini/Twitter @Dandhy_Laksono
 
ZONABANTEN.com - Pemilihan umum semakin mendekat, sudah banyak hal yang dilakukan para pasangan calon Presiden dan calon wakil Presiden untuk memenangkan hati rakyat, seperti mengadakan konser, mengadakan pesta akbar di stadion-stadion dan kota-kota besar di Indonesia. 
 
Banyak hal yang sudah dilakukan para politisi, baik hal-hal yang dapat dibilang halal, maupun haram. Bahwa terdapat Politik uang di dalam Pemilihan umum sudah menjadi rahasia umum.  Namun terdapat banyak hal yang bobrok lainnya yang terdapat di dalam Pemilihan Umum ini. 
 
Beberapa jam yang lalu, film berjudul "Dirty vote" menjadi viral di laman jejaring media X ( twitter). Film karya Zainal Arifin Mochtar ini membeberkan beberapa hal.  Film ini membahas mengenai dikotomi pemilihan umum. Menurut Wikipedia, dikotomi merupakan pembagian atau suatu partisi dalam keseluruhan menjadi dua bagian yang saling lepas. 
 
 
Dikotomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di beberapa negara lain juga terjadi. Di Indonesia salah satu contohnya adalah Pilkada DKI Jakarta 2017 dimana pasangan yang dipilih dan didukung oleh Presiden harus kalah di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Pemenang Pilkada tersebut adalah Pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Mereka berhasil memenangkan presentase dengan torehan 16 persen lebih besar dibandingkan dengan Ahok dan Djarot yang merupakan paslon dukungan Jokowi. 
 
Hal ini membuktikan bagaimana oposisi dapat memenangkan pertarungan pemilu. Ada pula salam 4 Jari. Yang dimaksud dengan salam 4 jari adalah untuk menghimbau kepada masyarakat untuk alangkah lebih baiknya memilih Paslon nomor urut 3 atau nomor urut 1 dan bukan paslon dengan nomor urut 2.  Gerakan 4 Jari ini mungkin mirip dengan fenomena yang terjadi di Mesir pada tahun 2012 silam. Gerakan 4 jari ini merupakan gerakan yang bersimpati kepada Ikhwanul Muslimin. Selain menjadi simbol gerakan Politik gerakan ini juga merupakan sinyal bahwa terdapat sesuatu yang berbahaya  dan seseorang membutuhkan Pertolongan. 
 
Di Indonesia ini, gerakan 4 jari ini diprakarsai oleh John Muhammad. Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia tersebut memberikan sinyal kepada masyarakat Indonesia untuk tidak bersikap acuh dan tidak golput agar tidak memberikan celah dan ruangan kepada salah satu pasangan calon untuk berkuasa. 
 
 
Film ini juga membahas mengenai syarat seorang calon memenangkan pemilihan umum  sesuai dengan UUD 1945. Film ini membeberkan bahwa sesuai dengan Pasal 6A ayat 3 UUD 1945, bahwa syarat seorang paslon Presiden dan Wakil Presiden untuk memenangkan Pemilihan Umum dalam satu putaran adalah dengan memenangkan 50 Persen atau lebih suara di 20 Provinsi Indonesia. Hal ini sempat terjadi di Pemilu 2009 dimana Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pemilu dengan torehan persentase 60%. 
 
Film ini membeberkan bahwa kemenangan paslon  dalam beberapa provinsi sangat menentukan terutama di Jawa, Papua, dan Sumatera. Terbukti bahwa pada Papua sangat menentukan sebab di dua pemilu terakhir pasangan dengan Pilihan terbanyak di Papua, sudah pasti akan memenangkan pemilu.
 
Film ini juga membeberkan bahwa penunjukkan pejabat gubernur juga sangat penting.  
 
 
Pemilihan umum ini, merupakan arena pertunjukkan yang sangat menjual bagi Para Politisi, maka gunakanlah hak suara. Berikut merupakan tautan film "Dirty vote"

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: straitstimes Youtube @ DIRTY VOTE


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x