Mengungkap Arti Cap Go Meh, Perayaan Akhir Momen Imlek: Makna, Sejarah, dan Tradisinya

- 3 Februari 2024, 06:30 WIB
Pengertian dan sejarah Cap Go Meh pada perayaan Imlek/pixabay
Pengertian dan sejarah Cap Go Meh pada perayaan Imlek/pixabay /
 
ZONABANTEN.com - Cap Go Meh, yang seringkali disebut sebagai Festival Yuan Xiao, merupakan puncak perayaan Imlek yang ditandai dengan berbagai aktivitas dan tradisi. 
 
Acara Cap Go Meh biasanya jatuh pada hari ke-15 dalam kalender Imlek, menandai akhir dua pekan perayaan yang dimulai dari Tahun Baru Imlek.
 
Meskipun awalnya berasal dari Tiongkok, Cap Go Meh juga dirayakan dengan meriah di berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. 
 
Setiap negara menambahkan sentuhan lokal pada perayaan Cap Go Meh ini, sehingga menciptakan keberagaman budaya yang unik.
 
Cap Go Meh adalah perayaan yang memadukan kekayaan tradisi Tionghoa dengan kearifan lokal. 
 
Apa Itu Cap Go Meh
Cap Go Meh, yang secara harfiah berarti "sepuluh lima malam" dalam bahasa Hokkien, adalah perayaan Tionghoa yang menandai puncak perayaan Imlek. 
 
Dalam bahasa Mandarin, dikenal sebagai Yuan Hsiao Cieh atau Shang Yuan Cieh. 
 
Jatuh pada tanggal 15 bulan pertama dalam penanggalan lunar, perayaan ini sering dijuluki sebagai penutup Tahun Baru Imlek.
 
 
Pentingnya Cap Go Meh tidak hanya terletak pada penamaannya yang menggabungkan angka sepuluh dan lima, melainkan juga dalam warisan budaya dan tradisi yang sarat. 
 
Puncak Cap Go Meh juga menjadi momen penting untuk memperingati akhir Festival Tang Yuan atau Lantern Festival, yang ditandai dengan meriahnya lampion-lampion berwarna dan pesta keluarga. 
 
Perayaan ini tidak hanya merayakan aspek keagamaan, tetapi juga menghormati leluhur dan tradisi nenek moyang.
 
Asal Usul dan Tradisi Cap Go Meh
Cap Go Meh berasal dari budaya Tionghoa yang kaya akan tradisi dan simbolisme. 
 
Pada zaman dahulu, para pemuda Tionghoa diperbolehkan berkeliaran di luar rumah pada malam hari selama Cap Go Meh, yang kemudian menjadi sarana untuk pertemuan sosial dan pencarian pasangan hidup.
 
Disebutkan pula sejarah perayaan Cap Go Meh memiliki akar yang dalam, dimulai dari Dinasti Xie Han (206 SM - 221 M).
 
Di mana upacara ini awalnya dirayakan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Thai-yi, dewa tertinggi di langit. 
 
 
Pada tanggal 15 bulan pertama dalam penanggalan bulan, yang menandai awal tahun, upacara ini menjadi tradisi tahunan.
 
Awalnya, perayaan ini bersifat tertutup dan terbatas pada kalangan istana. Namun, saat Dinasti Tang memimpin China, Cap Go Meh mulai merayakan keberagaman masyarakat. 
 
Festival ini berkembang menjadi momen berkesenangan dengan tarian naga, barongsai, dan permainan rakyat yang melibatkan seluruh komunitas.
 
Sejarah lain juga mengungkap jika Cap Go Meh juga terkait dengan Dinasti Tung Zhou (770 SM - 256 SM). 
 
Pada masa itu, petani memasang lampion bernama Chau Tian Can di sekitar ladang pada tanggal 15 bulan 1 Imlek. 
 
Peringatan ini bukan hanya sebagai perayaan semata, tetapi juga sebagai upaya untuk mengusir hama dan memprediksi cuaca sepanjang tahun.
 
Dengan perpaduan sejarah dari Dinasti Xie Han dan Dinasti Tung Zhou, Cap Go Meh bukan hanya perayaan akhir Tahun Baru Imlek, tetapi juga perpaduan kaya tradisi, spiritualitas, dan keceriaan rakyat yang tetap hidup hingga hari ini.
 
 
Makanan Khas dan Simbolisme Cap Go Meh
Makanan khas yang sangat terkait dengan Cap Go Meh adalah tangyuan atau bola-bola ketan yang diisi dengan berbagai jenis isian. 
 
Makanan ini memiliki makna simbolis karena bentuk bundar mereka melambangkan kebersamaan dan keluarga yang utuh.
 
Parade dan Pertunjukan Seni
Perayaan Cap Go Meh sering diwarnai dengan parade yang meriah dan pertunjukan seni tradisional Tionghoa. 
 
Barongsai, liong, dan pertunjukan kembang api menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. 
 
Masyarakat umumnya berkumpul untuk menyaksikan kegembiraan yang terpancar melalui tarian dan musik yang menghiasi jalanan.
 
Makna Perayaan Cap Go Meh
Sebagai penutup Festival Musim Semi, Cap Go Meh memiliki makna mendalam dalam budaya Tionghoa. 
 
 
Selain sebagai waktu untuk bersenang-senang, perayaan ini juga menjadi momen refleksi dan permohonan untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.
 
Dengan keberagaman tradisi, makanan lezat, dan semangat kebersamaan, Cap Go Meh terus menjadi perayaan yang dihormati dan dijaga keberlanjutannya oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: surakarta.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x