Usai berhasil mengusir mereka, mereka mencari daerah tersebut dan mendapati sekelompok besar anak-anak Sudan bersembunyi di parit. Sam memilih membawa anak-anak yang membutuhkan perhatian medis bersama dengan beberapa anak lain dalam perjalanan pertama mereka menuju panti asuhan.
Setelah kembali menuju tempat secepat mungkin, dia mendapati LRA membunuh membakar orang yagn dia tinggalkan. Sam kembali menuju Amerika tidak puas dan jengkel kurangnya uang untuk proyek itu. Dia merasa terputus dari komunitasnya, dai jijik terhadap penampilan berlebihan dan masalah keceil dari keluarga dan juga teman-temannya, serta sikap apatis mereka pada anak-anak Sudan.
Sam melangkah jauh mengabaikan keluarganya memukuli pengendara motor di bar sebab membuat komentar rasis mengenai anak-anak. Sementara, temannya Donnie merusak ketenangannya akhirnya tewas karena overdosis. Ini mendorong Sam lebih jauh dia menjual bisnisnya dan naik pesawat menuju Sudan.
Baca Juga: Secara Virtual, OJK Regional 7 Sosialisasikan Subsidi Bunga Untuk Kredit UMKM
Seorang bocah memberitahu Sam bahwa jika dia membiarkan kebencian yang membara di hatinya, perjuangan melawan ketidakadilan akan gagal. Sam juga menyalakan kembali keterikan emosioanl dengan keluarganya melalui telepon. Di hari selanjutnya dia terlibat terhadap kamp secara aktif. Dia pergi bersama SPLA dan menyelamatkan karavan penuh dengan anak-anak yang diculik LRA.***