“Hal terakhir yang kami butuhkan adalah Twitter yang dengan sengata menutup mata terhadap kekerasan dan ucapan kasar terhadap pengguna, terutama mereka yang paling terpengaruh secara proporsional termasuk wanita, orang nonbiner dan lainnya” kata Michael Kleinman, pada Senin, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Fakta Liga Champions: Anfield Jadi Stadion Angker untuk Unai Emery dan Villarreal
Michael Kleinman sendiri merupakan Direktur Tekonologi dan Hak Asasi Manusia di Amnesty International USA.***