Sinopsis Dokumenter Hope Frozen: A Quest to Live Twice, Ilmuwan yang Bekukan Otak Anaknya yang Telah Meninggal

- 2 Maret 2022, 17:58 WIB
Sinopsis Dokumenter Hope Frozen: A Quest to Live Twice, Ilmuwan yang Bekukan Otak Sang Anak yang Telah Meninggal. / Dok. Netflix
Sinopsis Dokumenter Hope Frozen: A Quest to Live Twice, Ilmuwan yang Bekukan Otak Sang Anak yang Telah Meninggal. / Dok. Netflix /
ZONABANTEN.com - Hope Frozen: A Quest to Live Twice, jadi salah satu film dokumenter yang mengangkat kisah haru dari satu keluarga ilmuwan di Thailand.
 
Dokumenter ini dibuat oleh seorang jurnalis sekaligus produser Thailand, Pailin Wedel. Pailin mengatakan bahwa suaminya yang juga merupakan jurnalis Amerika membantunya menemukan kisah ini yang sempat menjadi viral di Thailand.
 
Setelah ditayangkan, film dokumenter Hope Frozen menyabet berbagai penghargaan internasional, termasuk Dokumenter Fitur Internasional Terbaik di Festival Dokumenter Internasional Kanada Hot Docs 2019. 
 
Dokumenter Hope Frozen bercerita tentang gadis kecil berusia dua tahun bernama Matheryin atau yang akrab disapa Einz.
 
 
Ia menderita kanker otak yang langka dan dinyatakan meninggal pada tahun 2015 sebelum dirinya berusia tiga tahun.
 
Kedua orangtuanya yang merupakan ilmuwan medis membuat keputusan untuk membekukan otak Einz secara kriogenik di fasilitas Amerika Serikat.
 
Upaya ini dilakukan dengan harapan suatu saat mereka dapat menghidupkan kembali Einz di kehidupan selanjutnya dengan kemampuan medis.
 
Dokumenter berdurasi 75 menit ini menggambarkan perjuangan emosional Sahatorn dan Nareerat Naovaratpong, orang tua Einz sebagai penganut Buddha.
 
Tak hanya itu, Sahatorn dan Nareerat Naovaratpong menurunkan ilmunya kepada Matrix, putra pertamanya yang dikatakan sangat cerdas walaupun masih berusia 15 tahun. 
 
Matrix juga menanamkan mimpinya untuk menjadi bagian dari peneliti agar suatu saat bisa menghidupkan kembali adik perempuannya.
 
 
Akibat dari keputusan yang dinilai ekstrim ini, mereka harus menghadapi dampak agama, etika, dan medis untuk mengetahui apakah ilmu tersebut dapat menghidupkan kembali Einz suatu hari nanti.
 
Einz menjadi orang pertama di Asia dan orang termuda di dunia yang menjalani perawatan cryopreservation atau cryonics.
 
Cryonics merupakan salah satu kriopreservasi ekstrim di mana seluruh jasadnya dibekukan dengan suhu sangat dingin dengan harapan suatu saat akan memungkinkan untuk dihidupkan kembali.
 
Tubuh kecil Einz diangkut dari Thailand ke Alcor, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di negara bagian Arizona, Amerika Serikat. 
 
Setelah tubuhnya tiba di Alcor, otak Einz diawetkan pada suhu -196 derajat Celcius (-321 Fahrenheit). 
 
Dia adalah pasien ke-134 Alcor, dan pada saat itu adalah pasien termuda. Idenya adalah untuk menciptakan tubuh baru untuknya di masa depan ketika teknologinya dikatakan sudah semakin canggih.
 
 
“Kedua orang tua Einz memiliki gelar PhD di bidang teknik medis. Mereka sangat berpengetahuan, bersemangat dan jujur ​​tentang perasaan mereka. Ini adalah keluarga yang sangat istimewa,” ujar Pailin. 
 
Hope Frozen adalah film panjang fitur pertama Wedel, seorang videografer lepas untuk berbagai media termasuk Al Jazeera English, The New York Times dan National Geographic.
 
Lalu akankah keluarga ilmuwan mampu bertahan dalam ketidakpastian dari harapan dengan bantuan ilmu sains ini? 
 
Jika ingin mengetahui kisah lengkapnya, saat ini Hope Frozen: A Quest to Live Twice sudah tersedia dan dapat ditonton di Netflix, selamat menonton.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: IMDb SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x