Meski Drakor Snowdrop Terus Diprotes Netizen Korea, ini Alasan JTBC Tidak Menghentikan Penayangannya

- 23 Desember 2021, 18:19 WIB
Drama 'Snowdrop'
Drama 'Snowdrop' /Instagram.com/@jtbcdrama

ZONABANTEN.com - Drama Korea (drakor) Snowdrop telah menerima beragam kritikan keras sejak berita produksinya pada bulan Maret 2021 lalu.

Serial yang mengikuti kisah gerakan demokrasi di Korea Selatan ini terbukti sangat bermasalah karena netizen Korea Selatan terus memprotesnya.

Ekspresi kemarahan mereka ditunjukkan dengan banyaknya penandatanganan petisi yang menuntut pembatalan penayangan drakor Snowdrop.

Hal ini pun membuat para penggemar internasional merasa khawatir dengan keberlangsungan drama yang dibintangi Jung Hae In dan Jisoo BLACKPINK itu.

Terkait hal tersebut, sebuah komunitas online baru-baru ini menjadi viral usai diskusinya tentang mengapa sulit bagi JTBC untuk menghentikan produksi drama Snowdrop.

Baca Juga: Terungkap! Ini 5 Alasan Petisi Drama Snowdrop Kembali Muncul Usai Penayangan Perdananya

Menurut seorang netizen anonim, ada banyak faktor yang membuat Snowdrop kemungkinan besar akan terus disiarkan terlepas dari semua reaksi negatif netizen di negara asalnya.

1. Terikat kontrak dengan Disney Plus

Snowdrop sebelumnya menjadi berita utama setelah bermitra dengan layanan streaming, Disney Plus.

Ini adalah kesepakatan yang luar biasa karena serial JTBC akan menjadi drama Korea pertama yang ditayangkan di platform streaming tersebut.

Tidak hanya itu, Snowdrop hanya tersedia untuk ditonton di platform streaming ini (untuk penggemar internasional) sehingga membuat aksesibilitasnya semakin terbatas dibandingkan drama lainnya.

Meskipun jumlah pastinya tidak diketahui, banyak yang percaya ini mungkin menjadi alasan utama mengapa JTBC tidak dapat membatalkan produksi Snowdrop.

2. Investasi dari perusahaan Cina

Faktor besar lainnya yang mungkin menghalangi JTBC untuk membatalkan serial ini adalah investasi yang diterima dari perusahaan China.

Menurut sebuah laporan, dipastikan bahwa Snowdrop menerima investasi dalam jumlah 'wah', yakni sekitar 100 miliar KRW (sekitar lebih dari Rp1,95 triliun) dari perusahaan IT China bernama Tencent.

Baca Juga: Netizen Desak Hingga Boikot Disney+ untuk Batalkan Tayangan 'Snowdrop' di Platformnya

Sama halnya dengan kontrak Disney Plus, pembatalan drama Snowdrop akan berdampak pada kerjasama antara JTBC dan Tencenct di kemudian hari.

Ditambah lagi mereka akan diwajibkan secara kontrak untuk mengembalikan investasi ke Tencent dan membayar kembali uang yang telah dihabiskan saat syuting produksi.

3. Produksi drama JTBC, Until the Morning Comes

Kamu mungkin bertanya-tanya apa hubungannya serial Korea lainnya dengan tuntutan pembatalan Snowdrop.

Menurut netizens, itu karena JTBC berencana akan membuat drama berjudul Until the Morning Comes yang diadaptasi dari novel Cina. Di mana keduanya sama-sama memiliki sentimen pemerintah yang mirip dengan Snowdrop, dan juga menerima kritik karena plotnya.

Plotnya mengikuti kisah Partai Komunis di Tiongkok dan dugaan terkait kebenaran di baliknya.

Baca Juga: Kisruh Drakor Snowdrop Berlanjut, Netizen Korea Minta Fans Internasional Tidak Ikut Campur

Penulis asli novel tersebut mengkritik gerakan demokratisasi Hong Kong yang terjadi pada tahun 2019, bahkan sampai menyebut para pengunjuk rasa dengan kata “malas.”

Meskipun plotnya tidak sama persis, ada elemen politik yang tumpang tindih di Snowdrop dan Hingga Pagi Datang.

Artinya, jika JTBC membatalkan produksi Snowdrop, mereka akan “dipaksa” untuk membatalkan produksi Until the Morning Comes.

Namun, Until the Morning Comes dilaporkan telah melakukan syuting hingga episode ke-8, sehingga sangat sulit bagi tim produksi untuk mempertimbangkan pembatalan serial tersebut.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Koreaboo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah