22 Maret 1312, Ksatria Templar Resmi Dibubarkan Melalui Vox In Excelso

- 22 Maret 2022, 19:20 WIB
Vox In Excelso jadi awal bubarnya Ksatria Templar
Vox In Excelso jadi awal bubarnya Ksatria Templar /Gambar oleh DangrafArt dari Pixabay

ZONABANTEN.com - Tepat 710 tahun yang lalu di hari ini, ordo militer Katolik Ksatria Templar, Resmi dibubarkan melalui bulla Vox In Excelso.

Vox In Excelso merupakan sebuah piagam yang dikeluarkan Paus Klemens V, karena menganggap Ksatria Templar telah menyimpang dari tujuannya.

Ksatria Templar sendiri merupakan ordo militer Katolik yang pernah aktif selama perang salib berjalan (1095 - 1291).

Dalam perang salib 1, tentara Kristen berhasil merebut kembali Yerusalem yang sebelum sempat dikuasai oleh tentara Muslim.

Baca Juga: Hari Air Sedunia: Laporan WWDR Jadikan Air Tanah sebagai Fokus Penyelesaian Krisis Air

Direbutnya Yerusalem kembali, mendorong sejumlah orang eropa melakukan ziarah ke kota yang dianggap suci itu.

Selama perjalanan ke Yerusalem, banyak komunitas Kristen yang mati terbunuh ketika melintasi tanah yang dikuasai Muslim.

Melihat hal ini, pada tahun 1119, Hugues de Payens yang adalah ksatria dari Prancis, berinisiatif untuk membentuk sebuah ordo militer untuk melindungi para peziarah.

Ordo ini kemudian diberi nama “Pauperes commilitones Christi Templique Salomonici” atau Ksatria Miskin dari Kuil Raja Salomo, yang kemudian dikenal sebagai Ksatria Templar.

Ordo ini kemudian mendapat dukungan dari Raja Yerusalem Baldwin II, dan menunjuk Bukit Bait Suci sebagai markas resmi.

Pendirian ordo ini awalnya sempat dikritik oleh sejumlah pemimpin agama. Tetapi pada tahun 1129, Gereja pada akhirnya memberikan dukungannya melalui bulla Omne datum optimum.

Ksatria Templar memang telah bersumpah pada kaul kemiskinan. Tetapi selama perjalanan waktu, ordo ini dapat memperoleh sejumlah kekayaan dan juga tanah.

Baca Juga: Merasa Tidak Pede dengan Warna Rambutmu? Hilangkan Saja dengan Baking Soda, Mudah dan Ampuh

Dengan semangat agama yang mereka miliki, Ordo ini dapat berkembang dengan cepat bahkan hingga menyebar ke Eropa Barat.

Hal inilah yang kemudian memudahkan bagi mereka untuk menjamin setiap aset para peziarah, melalui jaringan bank yang mereka buat sendiri.

Adanya sistem bisnis ini rupanya sangat mempengaruhi keuangan mereka. Mereka pun kemudian mencapai puncak kejayaan, dengan sejumlah kekayaan seperti armada kapal yang besar dan pulau siprus.

Tetapi pada Abad ke-12, Tentara Muslim dapat kembali menguasai Yerusalem, dan mengubah arah politik perang salib.

Ksatria Templar harus kehilangan markasnya, keluar dari Yerusalem, dan berpindah-pindah tempat beberapa kali.

Popularitas mereka pun kian merosot seiring waktu. Sejumlah orang mulai tidak tertarik dengan kampanye perang suci di Yerusalem.

Mereka bahkan sering mengalami bentrok dengan ordo Kristen lainnya, yang mana membuat reputasi mereka semakin buruk.

Ksatria Templar mulai kehilangan pijakannya di tanah Muslim. Mereka kemudian memindahkan basis mereka ke Prancis.

Baca Juga: Bansos PBI 2022 Sudah Cair Mulai Bulan Maret Ini, Berikut Cara Cairkan Dananya Sebelum Ditutup!

Tetapi masalah menunggu mereka di Prancis. Ksatria Templar harus berurusan dengan Raja Prancis Philip IV yang tidak suka dengan mereka.

Kemungkinan karena penolakan mereka memberi tambahan pinjaman kepada raja yang berhutang itu, dan niat mereka membentuk negara sendiri di tenggara Prancis.

13 Oktober 1307, sejumlah Ksatria Templar ditangkap di Prancis, tak terkecuali dengan grand master mereka, Jacques de Molay.

Mereka dituduh melakukan sejumlah pelanggaran mulai dari bid'ah, pemujaan setan, meludahi salib, homoseksualitas, penipuan, hingga korupsi.

Mereka yang tertangkap kemudian disiksa secara brutal, dan dipaksa mengakui perbuatannya. Banyak dari mereka bahkan Jacques de Molay mengaku di bawah tekanan.

Raja Philip IV kemudian meyakinkan Paus Clement V, untuk melakukan penyelidikan sendiri terhadap praktik inisiasi rahasia yang dianggap pernah dilakukan para ksatria di masa lalu.

Baca Juga: Hari Air Sedunia: Laporan WWDR Jadikan Air Tanah sebagai Fokus Penyelesaian Krisis Air

Tahun 1310, para ksatria yang tertangkap kemudian diikat di tiang pancang kota Paris, dan dieksekusi dengan cara dibakar.

Di bawah tekanan Raja Philip IV, tahun 1312 Paus Clement V kemudian mengeluarkan Vox In Excelso untuk membubarkan ordo yang telah berdiri selama 193 tahun tersebut.

Meski telah bubar 710 tahun yang lalu, banyak kalangan yang mempercayai bahwa ordo ini masih ada dan bergerak secara bawah tanah hingga hari ini.***

 

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: History


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x