Tetapi Imobilitas Tonik merupakan respon tubuh berikutnya yang mana sistem saraf parasimpatik akan aktif dan menyeimbangkan saraf simpatik, yang mencegah gerakan otot
Ini adalah hal yang umum terjadi. Dalam studi baru, para pakar mewawancarai para korban kekerasan seksual, dan mendapatkan laporan 7 dari 10 mengalami Imobilitas Signifikan selama serangan. Sementara hampir setengahnya mengalami Imobilitas Ekstrim.
Anna bahkan mengatakan bahwa Imobilitas Tonik ini terjadi lebih umum daripada yang dijelaskan sebelum. Ia juga mengatakan bahwa informasi ini berguna dalam situasi hukum maupun psikoedukasi korban pemerkosaan.
Banyak kasus dalam hukum menolak tuntutan dengan dalil bahwa korban tidak menunjukan tanda-tanda perlawanan.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 24 Kapan Dibuka? Cek Apakah Kamu Termasuk Golongan Prioritas Penerima
Padahal kepasifan korban seharusnya tidak boleh diartikan lebih awal sebagai persetujuan. Imobilitas Tonik, banyak menyebabkan korban merasa bersalah karena tidak melakukan perlawanan.
Ini adalah hal normal, dan harus dipahami. Bahkan seseorang yang telah dilatih untuk melawan serangan juga bisa mengalaminya.
Sebuah kuesioner pernah dilakukan di Swedia, terhadap 300 wanita korban kekerasan seksual antara tahun 2009 hingga 2011.
Kuisioner tersebut mengenai apakah para wanita tersebut mengalami Imobilitas Tonik selama penyerangan, dan apakah mereka pernah mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD), stres akut atau depresi.