Dampak Sanksi Mulai Terasa, Nilai Tukar Mata Uang Rusia Jeblok 30%

- 1 Maret 2022, 09:56 WIB
Ilustrasi mata uang Rusia.
Ilustrasi mata uang Rusia. /JetraTull/PIXABAY

ZONABANTEN.com - Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris kepada Rusia membuat nilai tukar mata uang Rusia jatuh ke rekor terendah.

Mata uang Rusia, Rubel, turun sekitar 30% terhadap dolar AS setelah AS, Uni Eropa, dan Inggris memberlakukan sanksi terhadap Rusia.

Mereka juga telah mengumumkan bahwa akan memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran SWIFT.

Sanksi tersebut berdampak langsung terhadap Rusia yang kini tidak bisa menggunakan cadangan senilai US $630 miliar dalam bentuk mata uang asing.

Baca Juga: Krisis Ukraina Dapat Picu Kelangkaan Chip Global, Harga Elektronik Diprediksi akan Melambung Tinggi

Imbas dari anjloknya nilai tukar mata uang tersebut membuat Bank Sentral Rusia mengeluarkan kebijakan penggandaan suku bunga utama dari 9,5% menjadu 20%.

Kebijakan tersebut dirancang untuk mengimbangi peningkatan resiko depresiasi Rubel dan inflasi.

Bank Sentral Rusia juga mengatakan akan mengeluarkan US $8,78 miliar dalam cadangan bank lokal untuk meningkatkan likuiditas.

“Realitas ekonomi telah banyak berubah,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip ZONABANTEN.com dari Reuters.

Baca Juga: Murah Banget! Nokia Rilis 3 HP Murah Rp1 Jutaan di MWC 2022

Peskov mengakui masalah yang datang akibat sanksi berat yang dijatuhkan ke negaranya.

“Ini adalah sanksi berat, itu bermasalah, tetapi Rusia memiliki potensi untuk mengimbangi kerugiannya.” imbuhnya,

Meskipun dampak sanksi telah dirasakan membawa cukup masalah terutama bidang ekonomi Rusia, Peskov mengatakan bahwa Rusia telah membuat antisipasi untuk segala kemungkinan yang terjadi.

“Rusia telah membuat rencana untuk waktu yang cukup lama untuk kemungkinan sanksi, termasuk yang paling parah. Ada rencana tanggapan, mereka dikembangkan dan diimplementasikan ketika masalah muncul.”

Baca Juga: Bansos PBI Maret 2022 Cair! Buruan Ambil dan Cek Nama Anda Disini Agar Bisa Mendapat Bantuannya

“Kami tidak memiliki alasan untuk meragukan efektivitas dan keandalan bank sentral kami. Tidak ada alasan untuk meragukannya sekarang.” tutup Peskov.

Meningkatnya sanksi dari AS, Uni Eropa, dan Inggris telah memukul perekonomian Rusia.

Devaluasi atau penurunan nilai mata uang akan mengamcam jumlah Rubel di bank Rusia, serta mendorong kenaikan suku bunga dan inflasi.

Devaluasi ini juga akan mendorong orang untuk menarik uang tunai secara massal dan mengubah uang itu menjadi mata uang yang lebih stabil seperti dolar, euro, atau bahkan mata uang kripto.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Reuters Deseret News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah