Pengamat Trisakti Anggap Zona Merah di Banten Berkaitan Anggaran yang Digelontorkan

- 2 Agustus 2021, 11:28 WIB
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah /IG @trubus_r

ZONABANTEN.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menganggap zona merah di sejumlah wilayah di Provinsi Banten berkaitan erat dengan anggaran yang belum digelontorkan.

Menurutnya, data zona berwarna yang ditayangkan, seharusnya sinkron dengan data yang dimiliki kota/kabupaten dibawahnya.

"Seharusnya data itu sinkron sehingga informasinya jadi sama. Soal zona merah, berarti ada anggaran yang digelonjorkan. Seharusnya informasinya harus utuh, akurat. Jadi valid gitu lah. Realitasnya seperti itu, zona berwarna dibuat karena berkaitan dengan anggaran," kata Trubus Rahardiansyah saat dihubungi wartawan, ditulis Senin 2 Agustus 2021.

Trubus melihat, beberapa pemberitaan positif yang diungkap oleh beberapa media, justru dianggap melawan pemerintah. Padahal, imbuh Trubus, saat ini masyarakat memerlukan informasi-informasi positif sesuai fakta di lapangan, guna meningkatkan imun.

"Jadi pemberitaannya harus positif ya kan, optimis lah. Pemberitaan media itu dianggap malah memeperkeruh, padahal mah kita mamberi kritik untuk kebaikan bersama. Karena sudah pada lelah, cape. Jadi masyarakat sudah jenuh, cape. Relaitasnya seperti itu," tegas Trubus.

Baca Juga: Meski Dinyinyir dan Dihalangi, Grace Natalie CS Kebut Rice Box Solidaritas di 100 Daerah

Saat ditanya soal keberhasilan Isolasi mandiri (Isoman), Trubus menyatakan, warga yang melakukan Isoman dapat menjadi role model, seperti yang terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel). Namun, imbuhnya, banyak juga warga yang meninggal saat Isoman, bukan karena penyakit bawaan, namun buruknya pelayanan pemerintah, terutama Dinas Kesehatan (Dinkes).

"Terkait dengan warga isoman itu juga role model, bagaimana isoman yang baik di Tangsel kan gitu. Nah, yang meninggal-meninggal saat isoman itu, sebetulnya karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Ada beberapa daerah yang terjadi seperti itu, karena obat datang terlambat, oksigen juga, misalnya obat pesen sekarang, tapi datangnya empat hari mendatang, seperti itu yang banyak meninggal. Jadi, bagaimana sih Isoman disana (Tangsel), ini bisa jadi role model bagi kota lain," ungkap Trubus.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Mulyanah Anwar mengakui bahwa saat ini, sinkronisasi data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), merupakan data yang valid, dan telah diserahkan ke Provinsi Banten. Mulyanah menyebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) seharusnya mensinkronkan data itu.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x