Network
ZONA BANTEN - Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten pada September 2020 lalu, angka warga miskin di perkotaan meningkat 0,82 persen. Dalam angka tersebut, warga yang mengkonsumsi rokok lebih besar dibanding yang berbelanja beras.
"Peningkatan penduduk miskin di perkotaan naik sekitar 0,82 persen atau naik 67 ribu jiwa. Dari 5,03 persen, menjadi 5,85 persen," kata Kepala BPS Provinsi Banten Adhi Wiriana kepada ZONABANTEN.com (Pikiran Rakyat Media Network), Senin 15 Februari 2021.
Baca Juga: Terus Melandai, Kasus Baru Covid-19 per 15 Februari 2021 dan Data Vaksinasi di Indonesia
"Jadi orang miskin itu kita pantau belanjaannya apa nih. Total warga miskin di perkotaan itu ada 515 ribu. Ternyata 18 persen dari itu mereka gunakan untuk beli rokok. Kemudian beras 12 persen, susu bubuk 3 persen," tambahnya.
Menurut Adhi, kenaikan angka kemiskinan di perkotaan dipengaruhi oleh karakteristik warganya yang bekerja di sektor formal.
"Sebenarnya untuk daerah perkotaan, yang bergerak diperkotaan itu kan industri, dan industri itu yang paling terdampak karena ada phk dsb. Kalau di desa karena sebagian besar bergerak di pertanian, pertanian kan kurang terdampak, otomatis kenaikan penduduk miskin sedikit," ujar Adhi.
Adhi menyatakan, untuk data angka kemiskinan di Tahun 2021, bergantung kepada penyelesaian pandemi Covid-19. Jika dapat selesai, imbuhnya, hal itu akan mempengaruhi stabilitas produksi, dan ekspor-impor.
"Liat kondisi (Pandemi Covid-19). Kalau pertumbuhan ekonomi kita membaik, artinya kalau dari sektor formal membaik, atau ekspor impor semakin terbuka dan tidak ada pembatasan. Kalau aturan tersebut atau Covid-19 sudah berlalu, mudah-mudahan semakin membaik dan kemiskinan semakin menurun," tuturnya.
