Marak Serangan Fajar saat Pemilu, Ketua Komisi I DPRD Banten: Kondisi Ini Sangat Memprihatinkan

16 Februari 2024, 12:21 WIB
Ketua Komisi I DPRD Provinsi Banten, Ahmad Jazuli Abdillah. /ANTARA

ZONABANTEN.com – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akhirnya digelar di 38 provinsi se-Indonesia. Berbagai keanehan dan kejanggalan mewarnainya, termasuk serangan fajar yang marak terjadi menjelang detik-detik pemungutan suara atau hari pencoblosan.

Menurut Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ahmad Jazuli Abdillah, serangan fajar masih marak terjadi. Dia menilai money politic atau politik uang juga terjadi dalam Pemilu 2024. Namun, kata dia, hal ini sulit dibuktikan.

“Kami masih melihat adanya transaksi-transaksi atau istilahnya money politic atau serangan fajar atau entah apa pun itu namanya. Itu jelas masih banyak meskipun memang susah untuk pembuktiannya,” kata Ahmad.

Ahmad menuturkan, kondisi seperti itu terjadi di hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bukan hanya masyarakat pedesaan, tapi juga masyarakat perkotaan. Bukan hanya mereka yang berpendidikan rendah, tapi juga mereka yang berpendidikan tinggi.

Baca Juga: Pencoblosan di Sejumlah TPS di Banten Diwarnai Kecurangan, Pemungutan Suara Berpotensi Diulang

Menurut Ahmad, serangan fajar merusak nilai-nilai demokrasi di Indonesia dan berbahaya jika dibiarkan. Sebab, praktik kotor ini menghilangkan kesempatan mereka yang benar-benar berkualitas, berkompeten, dan berintegritas untuk mengambil peran di tingkat pemerintahan.

“Dengan transaksi yang mungkin hanya 1-2 menit sebelum masuk TPS, maka menghilangkan kesempatan untuk memilih dan memiliki wakil rakyat yang berkualitas untuk 5 tahun ke depan. Akhirnya proses demokrasi itu tercederai dengan nilai materi yang tak seberapa,” ujarnya.

Ahmad melanjutkan, maraknya serangan fajar membuat para calon anggota lembaga legislatif (caleg) yang tak bergelimang harta memiliki kesempatan yang rendah untuk menjadi wakil rakyat. Padahal, merekalah yang mungkin benar-benar berkompeten dan berintegritas. Namun, uang yang tak seberapa membutakan mata masyarakat Indonesia.

“Akhirnya mereka bakal calon legislatif yang berpotensi dan berkualitas namun tidak punya uang akan tersingkir dengan sendirinya. Ini harus menjadi perjuangan semesta, memberikan edukasi pada masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga: Hasil Quick Count Pilpres 2024 Terkini di Wilayah Provinsi Banten, Cek Informasinya di Sini!

Ahmad menilai maraknya serangan fajar di Indonesia sebagai sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan. Menurutnya, suasana Pemilu 2024 pun masih kental akan praktik kotor tersebut. Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan edukasi untuk menumbuhkan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.

“Perlu adanya kesadaran dan gerakan bersama untuk melakukan pendidikan demokrasi bagi para pemilih, mengingat kondisi saat ini sangat memprihatinkan,” ucapnya.

Selain itu, Ahmad menilai proses pelaksanaan pemilu di Indonesia secara teknis perlu diperbaiki lagi. Sebab, masih banyak warga Indonesia yang kesulitan saat hari pencoblosan. Misalnya surat suara yang digunakan terlalu lebar dan menyulitkan sehingga perlu disederhanakan.

“Selain itu juga sosialisasi dan pengenalan terhadap calon anggota DPD masih minim, baik yang dilakukan oleh KPU maupun calon DPD itu sendiri,” katanya.***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler