Ngeri! Pemanfaatan Air Tanah Tiga Wilayah di Tangsel ini Sangat Tinggi

21 Oktober 2021, 12:07 WIB
Ilustrasi longsor. /PIXABAY/Juhele

ZONABANTEN.com - Kepala Seksi (Kasi) Mitigasi Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Esa Nugraha menyatakan tiga wilayah sangat tinggi dalam pemanfaatan air tanah.

Hal itu dibuktikan dengan tingginya penggunaan lahan pada Kecamatan Pondok Aren, Serpong dan Serpong Utara.

Tingginya penggunaan lahan dan pemanfaatan air tanah, kata Esa Nugraha, membuat daerah tersebut berpotensi berkurangnya sedimen air dalam bumi.

Sehingga, tiga wilayah itu sangat rawan terhadap rumah roboh, longsor serta gempa bumi.

"Kalau untuk daerah mana yang perlu diantisipasi berkaitan dengan penggunaan air tanah kita belum ada datanya ya. Tapi kaitan pengelolaan pemanfaatan lahan ya kita sudah ada datanya khususnya Serpong, Pondok Aren sama Serpong Utara. Iya kalau memang ada data yang valid kaitan dengan penggunaan air tanah yang berlebihan, memang berkaitan dengan pemanfaatan lahan, yang jelas jelas sudah di atas 60 persen," kata Esa Nugraha kepada wartawan, ditulis Kamis 21 Oktober 2021.

Baca Juga: Prediksi Pembukaan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 22, Ini Persyaratanya Agar Lolos & Dapat Uang 3,4 Juta

Esa menambahkan, tingginya Koefisiensi Dasar Bangunan (KDB) sangat berkaitan dengan pemanfaatan air tanah. Namun, tegas Esa, saat ini BPBD Kota Tangsel belum memiliki data valid soal penggunaan air tanah di tiga wilayah tersebut.

"KDB itu kalau pemanfaatan lahan sudah sangat tinggi gitu, bukan pola penggunaan air tanah ya, tetapi itu soal pemanfaatan lahan. Iyah kemungkinan besar kaya gitu (sangat berkaitan). Wilayah-wilayah itu yang perlu diantisipasi. Artinya pemanfaatan lahan yang cukup tinggi, juga berpotensi penggunaan air tanah juga cukup tinggi. Yang membuat sedimen air tanah berkurang, dan itu akan merubah kontur tanah," tegas Esa.

Kalau kaitan penggunaan air tanah tinggi ya potensi bencana yyang cukup tinggi ya sesuai analisa bencana kita, ya tentunya gempa. Kalau air berkurang, kontur tanah berubah, ya bisa roboh ya bangunannya, tapi soal potensinya belum ada hasil analisa kita kesana ya. Pola penggunaan pemanfaatan lahan tinggi ya rawan roboh. Akibat pola penggunaan lahan yang cukup padat kemudian bangunan tidak ada lagi horizontal, kebanyakan vertikal (apartemen), maka itu dampaknya ya itu (rawan roboh)," ungkap Esa.

Baca Juga: Filosofi Tema Santri Siaga Jiwa dan Raga di Hari Santri 2021 Beserta Link Download Twibbon

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Tangsel Urip Supriyatna menuturkan hal serupa. Masyarakat Tangsel perlu waspada terhadap kemungkinan kemungkinan bencana yang terjadi, terlebih memasuki musim penghujan. Selain banjir, longsor dan tanah bergerak pun perlu diantisipasi.

"Beberapa contoh sudah mwngingatkan kita akan bencana bencana yang kemungkinan akan terjadi. Seperti saat ini, sudah mulai masuk musim penghujan, banjir, longsor dan tanah bergerak seperti yang terjadi di Kecamatan Serpong beberapa waktu lalu, menjadi pelajaran, agar masyarakat tetap waspada," kata Urip Supriyatna.

Saluran-saluran air, gorong gorong perlu diwaspadai juga. Jangan sampai ada menyumbat. Informasikan kepada kami, untuk segera dapat kami antisipasi setiap kemungkinan bencana yang akan terjadi. Ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, tapi ini tanggung jawab bersama," tandasnya.

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler